Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal mengupayakan cara lain agar program rumah DP 0 rupiah tetap berjalan meski anggarannya dipangkas dari Rp 2 triliun menjadi Rp 500 miliar. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng pihak swasta.
Kepala Unit Fasilitas Pemilikkan Rumah Sejahtera (UFPRS) Dzikran Kurniawan mengatakan akan membuat skema pembayaran yang lebih kreatif untuk menyiasati pemotongan anggaran ini. Menurutnya kolaborasi dengan swasta atau perbankan, maka masalah anggaran bisa teratasi.
"Yang penting masyarakat tetap men-support, kita akan optimalkan dana ini lewat kolaborasi. Bisa dari pihak swasta ataupun perbankan," ujar Dzikran, kepada wartawan, Kamis (29/11/2019).
Dzikran mengatakan, ada kemungkinan pihak Pemprov tidak lagi bisa menanggung pinjaman uang muka pembelian rumah. Namun dengan menggandeng perbankan, maka bisa dibuat skema pembayaran yang tidak akan membebankan biaya uang muka ke masyarakat.
"Maka kalau nanti kebutuhannya banyak, dana Rp 500 miliar ini bisa kita blend dengan pihak perbankan nanti, atau pihak-pihak lainnya," jelasnya.
Untuk masyarakat yang masih berminat untuk ikut program rumah DP 0 rupah diminta untuk tidak khawatir. Ia menyebut pembangunan rumah akan terus berjalan dengan sistem pembayaran yang nantinya juga tidak akan berubah.
"Karena ini kan masalah skenario finansial jangka pendek saja yang Rp 500 miliar ini, jangka panjangnya nanti InsyaAllah bisa kita recover. Yang penting masyarakat jangan ragu tetap daftar," pungkasnya.
Sebelumnya, Anggaran untuk program yang digadang-gadang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipangkas DPRD DKI hingga dua kali. Sekarang dana untuk menjalankan program itu hanya tersisa Rp 500 miliar.
Anggaran itu diajukan oleh Badan usaha Milik Negara (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya dalam Rancangan Kebijakan Umum APBD dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020. Mata anggaran yang diajukan adalah untuk Fasilitas Pembiayaan Perolehan Rumah (FPPR).
Baca Juga: Jokowi Ngeluh Jakarta Macet, Anies: Insiden Begitu Sering Terjadi
Ketua fraksi PDI-P di DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan pada pembahasan awal, anggaran yang diajukan sebesar Rp 2 triliun. Namun dalam rapat komisi pembahasan anggaran, nilainya dipangkas menjadi Rp 1 triliun.
"Pinjaman daerah (untuk FPPR) tadinya Rp 2 triliun, kemudian turun menjadi Rp 1 triliun dan akhirnya disepakati Rp 500 miliar," ujar Gembong kepada wartawan, Kamis (28/11/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah