Suara.com - "Orang bilang saya terlalu keras mendidik anak saya, terlalu memaksakan keinginan saya. Padahal sesungguhnya saya hanya ingin dia bisa mengatasi rasa takutnya, saya ingin dia mandiri," kata Maria Yustina (53) saat ditemui di acara Gerak Jalan Hari Disabilitas Internasional 2019 di area Car Free Day Stadion Gelora Bung Karno, Minggu.
Dengan mata menerawang, perempuan berkaca mata ini mengisahkan bagaimana ia jatuh bangun mengasuh dan membesarkan Stephanie. Fani, demikian Stepahie biasa disapa, adalah penyandang disabilitas intelektual yang telah menjuarai berbagai kejuaraan renang di tingkat nasional dan internasional, atlet bowling, dan juga pemain piano yang pernah meraih rekor MURI bermain piano selama 22 jam non stop.
"Awalnya saya takut apakah saya mampu membimbing dia menuju kemandirian. Saya berpikir keras bagaimanapun caranya. Paling tidak bisa harus bisa mengurus dirinya sendiri," kata Yustina.
Bagi perempuan asal Pasuruan, Jawa Timur ini, rasa takut itu baik karena setelah itu kita mencari solusinya, mencari cara untuk mengatasi rasa takut itu.
"Saya mengajarkan Stephanie berenang sejak 1,5 tahun, mengenalkannya pada musik piano. Keduanya saya ajarkan sendiri. Baru usia 8 tahun mulai les renang dan main piano," katanya.
Perjuangan mulai membuahkan hasil saat Stephanie mulai meraih berbagai kejuaraan renang. Sampai pada satu titik ia tenggelam saat mengikuti salah satu perlombaan.
"Tiga tahun dia mengalami trauma. Tidak mau berenang sama sekali. Tidak mau menyentuh kolam renang," kata Yustina dengan mata berkaca-kaca.
Namun ibu tiga anak ini tak menyerah. Ia menggendong putrinya kembali ke tengah arena renang. Di tengah kolam renang yang ramai pengunjung ia menuntun Stephanie menyentuh air dan merasakan kembali bagaimana atmosfer dalam sebuah pertandingan.
"Pada titik ini banyak orang bilang saya memaksakan kehendak sendiri. Tidak kasihan pada anak sendiri. Tapi saya punya keyakinan kuat, Stephanie pasti bisa," ujarnya.
Baca Juga: 5 Berita Kesehatan: Saat Disabilitas Menyelam, Wapres Bicara Sanitasi
Segala usaha tersebut membuahkan prestasi yang bertubi-tubi. Fani, nama panggilan Stephani, meraih medali emas di Special Olympics World Summer Games di Athena, Yunani, 2011. Fani adalah peraih medali emas pertama untuk Indonesia di cabang Renang saat itu.
Fani juga salah satu pemegang Obor Olympiade London 2012. Ia menjadi satu-satunya anak berkebutuhan khusus dari 20 anak dari berbagai dunia yang dipilih dalam kesempatan ini. Gadis berambut panjang ni juga pernah diundang bertemu Presiden Joko Widodo. Ia berbincang tentang perlindungan hak-hak disabilitas dengan orang nomor satu di Indonesia ini.
Kini ia menjadi International Global Messenger yakni Duta Penyampai Pesan Inklusi dan Respek Anak-anak Penyandang Tunagrahita. Ia dipilih oleh Special Olympics International, Washington DC, USA. Fani terpilih dari 180 negara dan Indonesia baru pertama kalinya mendapat kesempatan berharga ini.
"Di Hari Disabilitas Internasional ini saya berharap agar pemerintah mewujudkan harapan anak-anak disabilitas dan orang tua agar mereka mendapatkan kesempatan seluas-luasnya di dunia kerja, bisa bersekolah yang inklusi, terbangunnya klinik-klinik tumbuh kembang yang terjangkau bagi kami. Semoga ini dapat terwujud," kata Yustina.
Indonesia Inklusi
Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Kantor Staf Presiden Sunarman Sukamto ditemui setelah mengikuti gerak jalan bersama para penyandang disabilitas mengatakan sebagaimana lompatan pembangunan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo 5 tahun ke depan adalah membentuk SDM unggul, salah satunya dengan memastikan pendidikan yang inklusif.
Berita Terkait
-
UMKM Penyandang Disabilitas Masih Kesulitan Raih Akses Pelatihan Hingga Modal
-
Kisah Disabiltas Tetap Semangat Jalan Kaki hingga Ratusan Kilometer Demi Antar Makanan
-
Inklusivitas dalam Setiap Teguk di Kopi Difabis
-
Disabilitas Bukan Halangan: Kisah Inspiratif di Balik Rekor MURI yang Memukau
-
Hari Pendidikan Nasional 2025 Telkom Dorong Inovasi Digital melalui Innovillage
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Viral Aksi Perpeloncoan Mahasiswa Baru Diduga Kampus Unsri, Dipaksa Cium Teman
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Pusing hingga Muntah, Dinkes Garut Ungkap 600 Siswa Keracunan MBG: Alhamdulillah Semua Sudah Sehat
-
Geger Riwayat Pendidikan Gibran: Data KPU vs Setneg Bikin Geleng-geleng, S1 Dulu Baru Setara SMK?
-
Gugatan Rp125 Triliun Lanjut ke Mediasi, Gibran Bakal Hadir?
-
Geram Bunyi Tet Tok Wuk Wuk, DPR ke Polisi: Stop Kawal Artis-Selebgram, Presiden Saja yang Boleh!
-
Geger Penemuan Mayat Anak 8 Tahun di Kos Penjaringan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Apa Target Awal yang Dibenahi?
-
Roy Suryo: Jangan Sampai Jaksa Agung Dikatai Ayam Sayur, Penjarakan Silfester Matutina Sekarang!