Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi soal keluhan Presiden Joko Widodo karena terjebak macet selama 30 menit di kawasan Jalan Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan.
Menurut Anies, kemacetan itu merupakan rasa sakit karena pertumbuhan atau growing pain. Pasalnya, di lokasi itu sedang dilakukan revitalisasi trotoar.
Ia mengibaratkan kemacetan sebagai rasa sakit sebelum nantinya akan ada trotoar yang bagus.
"Kawasan mengalami kemacetan karena proses pembangunan itu, proses growing pain. Yang namanya juga tumbuh pasti Ada fase, di mana itu karena ada kegiatan pembangunan," ujar Anies di gedung DPRD DKI, Rabu (3/12/2019).
Dia menyampaikan, setelah trotoar selesai dikerjakan, maka kemacetan tidak akan terjadi lagi. Selain itu, ia menyebut masyarakat akan lebih nyaman dengan trotoar baru tersebut.
"Tapi sesudah pembangunan itu selesai, maka insyaallah itu akan jadi tempat yang leluasa. Tempat yang nyaman untuk kegiatan," jelasnya.
Mantan Mendikbud ini juga menyebut, growing pain serupa terjadi di kawasan Kuningan. Di lokasi itu, nantinya akan diselesaikan pembangunan LRT yang dinilainya akan mempermudah masyarakat meski pembangunannya menghambat aktifitas.
"Kuningan saat ini sedang dalam proses finalisasi lrt. Nnti ketika kegiatan di tanah sudah selesai tapi kegiatannya lebih banyak di eleveted maka trotoar akan segera dikerjakan," pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengeluhkan masalah kemacetan di Jakarta. Bahkan, Jokowi mengaku terjebak macet ketika hendak menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Ballroom Raffles Hotel, Jalan Prof DR Satrio, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2019) malam.
Baca Juga: Ini Jalan yang Dilintasi Jokowi Hingga Terjebak Macet 30 Menit
Curhatan soal terjebak macet di jalan itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara tersebut. Dia mengaku harus menempuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa sampai ke lokasi acara.
Karena itu kata Jokowi alasan kenapa Ibu Kota Negara harus dipindah ke Pulau Kalimantan
"Tadi ke sini (Raffles) macet setengah jam berhenti. Yaitu lah kenapa ibu kota dipindah," ujar Jokowi disambut tertawa para undangan di acara tersebut.
Berita Terkait
-
Gaungkan Pancasila di Medsos, Jokowi: Kita Nebeng Didi Kempot Gak Apa-apa
-
Jokowi, Megawati hingga Prabowo Hadiri Munas Golkar
-
Ma'ruf: Penyandang Disabilitas Mampu Berikan Kontribusi Besar untuk Negara
-
Stafsus Beberkan Tiga Gugus Tugas di Kabinet Jokowi, Ini Penjelasannya
-
Jokowi soal Pemekaran Papua: Silakan Saja Kalau Aspirasi dari Bawah
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional