Suara.com - Ketua Biro Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah KH Muhyiddin Junaidi menegaskan pihaknya tidak menerima uang dari Pemerintah China sebagai bentuk pembungkaman soal etnis muslim Uighur.
Muhyiddin mengatakan kunjungan tiga ormas Islam di Indonesia yakni Muhammadiyah, PBNU, dan MUI ke Xinjiang, China pada Februari lalu untuk memenuhi undangan dari Pemerintah China. Kejanggalan pun dirasakan ketika Muhyiddin dan 14 orang lainnya berada di sana.
Ia menuturkan, ketika pihaknya melangsungkan salat subuh berjamaah, wakil ketua China Islamic Association (CIA) yang mendampinginya menyanggupi. Akan tetapi orang tersebut kemudian mengatakan kalau letak masjid dari hotel agak jauh dan sulit dijangkau karena suhu udara yang sangat dingin.
"Mulai saya curiga lagi kenapa enggak boleh kan seharusnya tamu kan di entertain (dilayani)," kata Muhyiddin saat bercerita dalam acara diskusi bertajuk "Mengungkap Pelanggaran HAM terhadap Uighur" di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2019).
Hari pun berlalu sampai akhirnya Muhyiddin beserta rombongan diajak ke museum yang berisikan sejarah tentang kekerasan dengan membingkai etnis Uighur sebagai pelakunya.
Dalam museum itu juga terpampang foto pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi.
"Kecurigaan kami narasi yang dibentuk, dibuat oleh mereka seakan-akan orang muslim itu adalah radikalis dan teroris," ucapnya.
Dalam narasinya kata dia, orang tua seakan tidak boleh mengajarkan anak-anaknya tentang agama kecuali setelah umur 18 tahun. Kalau ketahuan dan kemudian ada yang melaporkan, maka orang tersebut akan dibawa ke sebuah tempat.
"Kalau anda radikal maka anda berhak dikirim ke namanya re-education center. Apa itu? Mirip-mirip dengan BLK tetapi plus pelajaran hukum," tuturnya.
Baca Juga: PKS Sebut Jokowi Akan Rugi Jika Pecah Kongsi dari Megawati
Orang-orang yang masuk re-education center kata Muhyiddin, akan dicuci otaknya agar menuruti terhadap konstitusi yang ada apapun agama yang dianut. Dalam re-education center tersebut orang-orang tidak diperbolehkan menjalankan ibadahnya.
"Jadi kalau anda delapan bulan di sana kemudian rumahnya jauh ya sudah delapan bulan itu enggak puasa, enggak salat, enggak boleh baca Al-Quran," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Muhyiddin dengan tegas membantah apabila Muhammadiyah disebut menerima uang bungkam dari Pemerintah China. Ia mengatakan bahwa dalam kunjungan itu rombongan hanya diberikan akomodasi seperti tiket pesawat dan juga kejanggalan-kejanggalan yang telah diceritakannya.
"(Itu) Undangan dari pemerintah China. Hanya tiket akomodasi (yang diberikan)," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
Terkini
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan
-
Tahu Kabar Dapat Rehabilitasi Prabowo Saat Buka Puasa, Eks Dirut ASDP Senang: Alhamdulillah
-
Detik Penentu Kasus Alvaro: Hasil DNA Kerangka Manusia di Tenjo Segera Diumumkan Polisi
-
Ira Puspadewi Direhabilitasi, KPK Tegaskan Kasus PT Jembatan Nusantara Tak Berhenti di Tengah Jalan