Suara.com - Seorang penodong berinisial MI (20), ditembak mati aparat kepolisian di Jalan Latumenten, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020) kemarin. Penodong yang kerap beroperasi di kawasan Jakarta Barat disebut melawan petugas saat hendak diringkus.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebut, pihaknya telah memberi tembakan peringatan sebanyak dua kali. Namun MI tetap melawan sehingga timah panas bersarang di dadanya.
"Karena tidak mengindahkan, kami pun memberikan tindakan tegas dan terukur kepada pelaku tepat mengenai dadanya," kata Yusri di Polres Metro Jakarta Barat, Selasa (7/1/2020) siang.
Yusri menjelaskan, MI merupakan sosok yang menusuk dua pejalan kaki berinsial WA dan AN menggunakan senjata tajam. Kejadian tersebut terjadi di Jalan Semeru Raya Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
"Awalnya pelaku meminta uang kepada korban, lalu pelaku merampas dompet. Setelah merampas dompet korban kemudian pelaku langsung melarikan diri. Seketika itu kedua korban langsung mengejar pelaku, namun pelaku malah melawan dengan menusuk korban hingga terluka," kata dia.
Atas kejadian tersebut, kedua korban akhirnya membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Barat. Selanjutnya, polisi bergerak ke lokasi guna memburu pelaku.
Sementara Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya menyebut, pihaknya menemukan MI pada saat dia hendak beraksi. Saat hendak ditangkap, MI malah menyerang aparat menggunakn golok.
"Mengingat nyawa petugas terancam, dilakukan tindakan tegas dan terukur hingga mengenai dada pelaku," ucap Arsya.
Lebih lanjut, Arsya menyebut pelaku biasanya beraksi saat malam hari. Dengan modal obeng dan senjata tajam, MI tak segan mengancam korbannya jika melawan.
"Dia biasa mengambil dompet dan juga hp korban. Kami juga masih memburu satu pelaku lain guna mengetahui penadahnya. Dia setiap kali beraksi membawa semjata tajam dan obeng," jelasnya.
Baca Juga: Salah Satu Warga Ponjong yang Bersimbah Darah Jadi Tersangka Pembunuhan
Dalam aksinya, MI disebut biasa menenggak pil tramadol dan obat-obatan golongan IV lain saat melancarkan aksinya. Hal itu dilakukan agar ia semakin berani terhadap para korbannya.
"Pelaku juga konsumsi obat-obatan terlarang di diri pelaku selain sajam temukan 5 strip tramadol. Jadi ini perlu kita sesali dan untuk laksanakan kegiatannya agar berani lukai orang dia gunakan dulu obat terlarang ini," tutup Arsya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian