Suara.com - Dede Luthfi Alfiandi, terdakwa kasus melawan aparat kepolisian saat aksi demo pelajar menolak RKUHP di depan Gedung DPR RI mengaku sehari-hari biasa mengenakan pakaian celana abu-abu.
Pemuda berusia 20 tahun itu membantah jika mengenakan pakaian celana abu-abu saat demo guna mengelabui aparat kepolisian.
Hal itu disampaikan Luthfi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).
Dalam sidang beragenda pemeriksaan terdakwa, Luthfi mengaku kepada Ketua Majelis Hakim Bintang Al bahwa saat berdemo di depan Gedung DPR RI dirinya mengenakan celana abu-abu, sweater merah dan sepatu.
"Kebetulan saya pakai itu. Memang saya sehari-harinya pakai celana abu-abu," kata Luthfi.
Luthfi juga mengaku ikut aksi demo pelajar menolak RKUHP setelah mendapat informasi dari sejumlah media sosial. Menurut pengakuan Luthfi dirinya telah dua kali ikut aksi demonstrasi, yakni pada tanggal 25 dan 30 September 2019.
Selama dua kali ikut aksi demonstrasi, Luthfi pun mengaku mengenakan pakaian celana abu-abu. Sebab, merupakan pakaian yang kerap dikenakannya sehari-hari.
"Iya pakai itu terus. Emang sehari-harinya pakai celana (abu-abu) itu," katanya.
Dalam sidang ini, Luthfi sebelumnya juga mengaku sengaja membawa bendera Merah Putih dari rumah saat aksi demo pelajar menolak RKUHP di depan Gedung DPR RI. Luthfi membawa bendera Merah Putih guna menumbuhkan rasa nasionalisme.
Baca Juga: Situs PN Jakpus Diretas Pakai Gambar Anak STM, Kini Tak Bisa Diakses
"Karena saya warga Indonesia, menumbuhkan jiwa nasionalisme," katanya.
Dalam sidang sebelumnya, dua ahli pidana Azmi Syahputra dari Universitas Bung Karno dan Suparji Ahmad dari Universitas Al-Azhar menilai Luthfi tidak perlu dipenjara dengan alasan pemuda itu sudah menjalani sanksi sosial dan hukuman tidak harus berujung dengan sanksi penjara.
Dalam kasus ini, jaksa melayangkan tiga dakwaan alternatif kepada Luthfi, yaitu pasal 212 jo 214 ayat (1) KUHP, pasal 170 KUHP, serta pasal 218 KUHP.
Berita Terkait
-
Berjiwa Nasionalisme, Alasan Lutfhi Bawa Bendera dari Rumah saat Demo DPR
-
Kena Tifus, Lutfhi Pembawa Bendera yang Demo DPR Sempat Sakit di Penjara
-
2 Ahli akan Bersaksi di Sidang Luthfi Pembawa Bendera Saat Demo DPR
-
Apartemen Green Pramuka jadi Markas, Cara 2 Tersangka Retas Situs PN Jakpus
-
Bela Kasus Luthfi, Motif Dua Tersangka Retas Situs PN Jakarta Pusat
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Pasar Jaya Gerak Cepat, Penampungan 350 Pedagang Kramat Jati Siap dalam 3 Hari
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati