Suara.com - Polda Kepri mengerahkan 125 personel Brimob ke Natuna. Bantuan Kendali Operasi (BKO) ini dalam pengamanan pasca evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Ratusan personel Brimob itu ditugaskan untuk menjaga suasana di sana tetap aman kondusif. Diketahui, warga setempat sempat melakukan aksi penolakan yang berujung kericuhan.
Kabid Humas Polda Kepulauan Riau, Kombes Polisi Harry Golden Hart mengatakan bahwa ratusan personel Brimob untuk diberangkatkan ke Natuna untuk menjalankan misi kemanusiaan.
"Mereka melaksanakan kegiatan kemanusiaan selama proses observasi," kata Harry saat dihubungi Suara.com, Senin (3/2/2020).
Suasana tidak kondusif sempat terjadi ketika warga Natuna yang menolak daerahnya dijadikan tempat observasi para WNI yang dijemput dari Wuhan. Kericuhan pun tidak dapat dihindari saat massa demonstrasi bentrok dengan aparat TNI di dekat Bandara Raden Sadjad persisnya di depan Mako Lanal Ranai.
Harry mengungkapkan bahwa saat ini situasi di Natuna sudah berangsur kondusif. Ratusan anggota Brimob itu pun tetap menjalankan tugasnya agar proses observasi para WNI berjalan lancar.
"Yang kita kedepankan adalah kegiatan kemanusiaan ya. Agar suhunya enggak hangat terus," tuturnya.
Ia sempat menyampaikan apresiasinya terhadap warga Natuna yang bisa menjaga situasi kondusif hingga saat ini.
"Apresiasi untuk warga masyarakat Natuna yang sangat bijak dan penuh kekeluargaan sehingga situasi kondusif tetap terjaga," pungkasnya.
Baca Juga: Insiden Penikaman di London, Polisi Tembak Mati Pelaku
Sebelumnya seperti dilansir dari Batamnews.co.id - jaringan Suara.com, tampak ratusan personel BKO ini tiba di area ruang tunggu VIP Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 06.30 WIB.
Dalam operasi BKO ini, akan dipimpin oleh Danden Gegana Polda Kepri, Kompol Faisal.
Berita Terkait
-
Sriwijaya Air Terbangkan 15.000 Masker dan Baju Pelindung ke Wuhan
-
Kepada DPR, Menkes Terawan Jelaskan Alasan 3 WNI Dilarang Pulang dari Wuhan
-
Bergaul dengan Penderita Corona, Virus Corona Jangkit 8 Warga Vietnam
-
Mengapa Pasien Virus Corona Wuhan Lebih Banyak Orang Dewasa daripada Anak?
-
LIVE: Keterangan RS Eka Hospital Cibubur soal 1 Pasien Suspect Virus Corona
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara