Sebab, sejak tahun 1957, sudah meninggalkan Jember dan melanjutkan pendidikannya SMA di Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Tiongkok.
Berdasarkan informasi dari tokoh sepuh Tionghoa di Jember, keluarga Huang Xiqiu pernah tinggal di kawasan pecinan di sekitar Tempean atau saat ini bernama Jalan Samanhudi di sekitar Pasar Tanjung Jember.
Keberadaan masyarakat Tionghoa di kawasan pecinan memang menjadi denyut nadi pergerakan ekonomi pada masa itu. Sebab, sebagian besar mereka adalah pedagang.
Tapi, setelah gejolak politik pada tahun 1965, sebagian warga Tionghoa memilih pindah ke negara asalnya dan sebagian juga memilih tinggal di Jember dengan membuka toko di sepanjang Jalan Samanhudi.
Sejumlah warga Tionghoa yang memiliki rumah toko (ruko) di kawasan pecinan tersebut mengaku tidak tahu nama Huang Xiqiu dan keluarganya yang pernah tinggal di pecinan tersebut.
Sebagian warga Tionghoa itu memang membuka toko di Jalan Samanhudi Jember. Namun usia mereka rata-rata di bawah 70 tahun, dan tidak mengenal sosok arsitek rumah sakit khusus corona yang dikabarkan pernah tinggal di sekitar gang Tempean itu.
Namun, ada beberapa warga etnis Tionghoa itu menyebut kepala arsitek medis di Tiongkok itu masih memiliki kerabat keluarga yang kini mengelola Apotik Johar di kawasan Jalan Diponegoro Jember.
Keluarga guru
Meski tidak mengenal langsung, salah satu guru Chung Hua School Jember Chen Yong Yen atau biasa disapa Iwan Natawijdaja (81), mengetahui keluarga Huang Xiqiu selama ia menjadi guru di Sekolah Tionghoa tersebut sejak 1959 hingga sekolah itu ditutup pada tahun 1966 akibat situasi politik Indonesia.
Baca Juga: Heboh Virus Corona, Pekerja Krematorium Wuhan Klaim Bakar 100 Mayat Sehari
Chung Hua School merupaan sekolah Tionghoa yang terbesar yang didirikan di Jember dan sekolah tersebut merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Tionghoa Hwee Koan.
Sekolah itu menggunakan kurikulum tersendiri yang berbeda dengan sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda, karena mengacu pada kurikulum sekolah Tiongkok dengan jenjang taman kanak-kanak (yu er yen), pendidikan sekolah rendah (siao xie) hingga sekolah menengah pertama (chung xie).
Kedua adik Huang Xiqiu yakni perempuan dan laki-laki pernah menjadi siswanya di Chung Hua School dan orang tuanya sempat menjadi pengurus di sekolah Tionghoa Jember itu, namun ia tidak tahu persis berapa saudara Huang saat itu.
"Kedua adik Huang Xiqiu memang pandai saat sekolah dan keduanya juga mengikuti jejak kakaknya melanjutkan pendidikan di Tiongkok," ucap guru olahraga dan BP di Chung Hua School Jember saat itu.
Menurutny, orang tua Huang Xiqiu merupakan perantau dari China yang datang ke Indonesia dan tinggal di Jember.
Bahkan, kedua orang tua arsitek RS Huoshenshan itu dikabarkan meninggal dan dimakamkan di Kabupaten Jember.
Berita Terkait
-
Huang Xiqiu, Arsitek RS Corona di China Pernah Sekolah di Jember
-
Tak Diajak Pulang ke Natuna, Masih Ada TKI Ilegal Terisolasi di Wuhan China
-
Xanana Gusmao Minta Warga Timor Leste dari Wuhan Dikarantina di Indonesia
-
Proyek Roro Jonggrang, RS di Wuhan yang Dibangun Cuma 8 Hari Siap Dibuka
-
Tiga Pesawat yang akan Mengangkut WNI Wuhan ke Natuna Tiba di Hang Nadim
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional