Suara.com - Virus corona hingga Sabtu (29/2/2020) masih belum terdeteksi positif di Indonesia. Tapi jangan senang dulu, ternyata hasil tes negatif disebut belum menutup kemungkinan tetap terjangkit virus corona lho!
Ungkapan tersebut dinyatakan oleh dr. Shela Putri Sundawa melalui cuitan di akun twitternya.
"Terjangkit Corona tapi hasil tesnya negatif? Mungkin aja. Why?" tulis dia.
Dikutip dari cuitan dr. Shela Putri Sundawa, berikut alasannya:
1. Kualitas sampel yang diambil kurang
2. Pengiriman sampel terlalu lama sehingga rusak
3. Waktu pengambilan sampel saat kadar virus masih sedikit
4. Alat pemeriksaan yang digunakan defek
5. Kadar virus di bawah batas kemampuan deteksi alat
Baca Juga: Dipukul ODGJ di Jetis, Heri sang Pemuda Pahlawan Keluarga Kini Telah Tiada
Menurut Shela, deteksi virus corona bisa saja menampilkan false negative. Hal ini yang membuat CDC Amerika melakukan 2 kali pemeriksaan dengan rentang waktu lebih dari 24 jam.
"False negative atau negatif palsu adalah hasil tes yang negatif padahal sebenarnya penyakitnya ada. Ini biasa banget di kedokteran karena tidak ada alat di dunia ini yang bisa mendeteksi penyakit dengan benar 100%," tambahnya.
Shela kembali menegaskan, bahwa dalam dunia kedokteran tidak ada hal yang bisa diyakini 100 persen.
"Dalam dunia kedokteran, tidak ada hal yg bisa kita yakini 100%, karena kita selalu menggunakan probabilitas. Diagnosis penyakitpun selalu ada alternatifnya yang kita sebut sebagai diagnosis banding. Jadi kalau dia terduga Corona di awal dan di akhir didiagnosis bukan Corona ya bisa aja. Sebaliknya juga bisa," kata dia.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ragu
Sementara itu Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Erlina Burhan menyatakan keraguannya pada bahan yang dikirimkan untuk pengetesan infeksi corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Telkom Pastikan Akses Free WiFi di Posko Bencana Tersedia Gratis bagi Masyarakat
-
Menhut Raja Juli Disorot DPR soal Bencana Sumatra, Respons soal Usulan Mundur Jadi Sorotan
-
Rapat Panas di DPR: Anggota Komisi IV Minta Menhut Raja Juli Mundur soal Penanganan Bencana Sumatra
-
Kapolri Ungkap Jejak Chainsaw di Kayu Gelondongan Banjir, Dugaan Kejahatan Hutan Makin Menguat?
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!