Suara.com - Masuknya virus Corona alias Covid-9 ke Indonesia berimbas dengan tinggi harga masker yang biasa dijual di Pasar Pramuka, Mataraman, Jakarta Timur.
Per hari ini, harga masker yang kini diburu warga Jakarta sudah mencapai Rp 350 ribu.
Kemaludin, warga Jakarta Selatan mengaku awalnya kaget dengan tingginya harga satu boks masker di Pasar Pramumka.
"Iya kaget juga harganya Rp 250 ribu. Ada juga yang Rp 350 ribu mas," ujar Kemal ditemui di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Senin (2/3/2020).
Meski begitu, Kemal tak dapat berbuat banyak. Dia tetap membeli masker tersebut keluarganya tidak terpapar virus mematikan itu.
"Iya, mau gimana lagi, saya tetap beli. Satu boks nih. Pak Jokowi udah bilang warga kan sudah kena di Depok. Jadi buat antisipasi jaga keluarga saya harus beli," ujar Kemal.
Sementara itu, Habibie, warga lainnya mengaku tak menyoal naiknya harga masker di Pasar Pramuka, setelah ada pengumuman WNI yang terjangkit virus tersebut.
Dirinya pun tetap membeli masker tersebut.
"Ya, mau gimana lagi. Harus dibeli kan kalau sudah harga segitu," kata Habibie.
Baca Juga: Duh! Bos Inter Milan Khawatir Liga Italia Bisa Dihentikan Gara-gara Corona
Adapun sejumlah masker yang dijual oleh kios-kios di Pasar Pramuka berbagai jenis masker. Ada jenis masker miliki sensi mask, Neo healt hingga masker stardec.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengumumkan dua orang WNI positif terkena virus corona berdasarkan laporan Menteri Kesehatan Terawan.
Dua tersebut, yakni seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya yang berumur 31 tahun.
"Seorang ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun. Kami cek pada posisi yang sakit. Dicek dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Ibu dan anak yang dinyatakan positif virus corona itu merupakan warga asal Depok, Jawa Barat. Keduanya terjangkit virus corona setelah bertemu dengan warga negara Jepang yang sempat datang ke Jakarta.
Setelah dinyatakan positif corona, dua WNI itu kini telah dibawa ke Rumah Sakit Penyakit Infesksi Prof dr Sulianti Saroso untuk diisolasi beberapa waktu ke depan.
Tag
Berita Terkait
-
WNI Positif Corona, Menkes: Daripada Ribut, Saya Mau Datangi Rumahnya
-
Pasien yang Diangkut Ambulans Dinkes Depok Masuk ke Ruang Isolasi RSPI
-
Rumah 2 Warga Depok Terinfeksi Virus Corona Digaris Polisi
-
4 Fakta 2 WNI Positif Virus Corona: Tertular saat Dansa di Hari Valentine
-
Sudah Ada yang Terjangkit, Warga Jakarta Serbu Pasar Pramuka Cari Masker
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KPK Lamban Ungkap Tersangka Korupsi Gubernur Riau, Apa Alasannya?
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG