Suara.com - Seorang wanita di China mencoba untuk mensterilkan uang kertas menggunakan microwave, namun seluruh uangnya malah hangus terbakar.
Menyadur dari The Independent, seorang perempuan tidak sengaja membakar uangnya sejumlah RMB 3.000 atau sekitar Rp. 6.117.856 setelah mencoba 'mensterilkannya' menggunakan microwave.
Perempuan itu berinisiatif untuk membasmi kuman dalam uang tersebut demi mencegah penyebaran virus corona.
Perempuan bernama Aunt Li tersebut menyadari bahwa uang yang ia miliki telah dipegang oleh banyak orang, termasuk orang yang terinfeksi virus corona.
Namun setelah dia memasukkannya ke dalam microwave selama satu menit, uang tersebut kemudian terbakar dan menghitam.
Mengetahui uangnya terbakar, Li langsung menelepon China CITIC Bank. Setelah dilakukan penelusuran, pihak bank pun memberi uang pengganti kepada perempuan tersebut.
Saran WHO untuk mengurangi menggunaan uang kertas
WHO menyarankan masyarakat untuk mengurangi penggunaan uang kertas demi mencegah menyebarnya virus corona.
Merangkum dari The Independent, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa dengan mengurangi penggunaan uang kertas maka akan mencegah transmisi virus dari satu orang ke orang lain.
Baca Juga: Selain Anjing, WNI Positif Corona Pelihara Kelinci, Ikut Tertular Majikan?
Sebagai solusinya, WHO menyarankan masyarakat untuk sebisa mungkin menggunakan sistem pembayaran non tunai.
Jika terpaksa menggunakan uang kertas, maka masyarakat harus segera mencuci tangan setelah memegangnya.
Perwakilan WHO mengatakan pada The Telegraph, "Kita tahu bahwa pertukaran uang dari tangan satu ke tangan yang lain terjadi sangat sering, dan ini bisa menyebarkan semua jenis bakteri dan virus atau sejenisnya."
"Kita juga perlu mengingatkan masyarakat agar segera mencuci tangan setelah memegang uang dan hindari menyentuh wajah."
Sementara itu, seorang sumber dari Bank Inggris juga mengamini hal tersebut.
"Meskipun begitu, resiko yang ditimbulkan dari memegang uang kertas tidak lah lebih besar daripada menyentuh permukaan lainnya seperti berpegangan tangan, gagang pintu atau kartu kredit."
Berita Terkait
-
Uang Kertas Bisa Sebarkan Virus Corona Covid-19, Ini Saran WHO
-
Waspada Corona, Satuan Gabungan Dibentuk Demi Sukseskan Olimpiade 2020
-
Corona Mengguncang Sektor Pariwisata
-
Virus Corona Hambat Pasokan, Inggris Cari Komponen Alternatif
-
Ikuti Vietnam, 4 Negara Asia Tenggara Ini Berhasil Sembuhkan Pasien Corona
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap pada Pengadaan Katalis Pertamina
-
Refly Harun : Gibran Jadi Wapres Setelah SMA di Luar Negeri Adalah Cacat Bawaan
-
Jejak Karier Irjen Asep Edi Suheri yang Dituntut Mundur: Punya Prestasi Mentereng
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang