Suara.com - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando menilai, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal kondisi ibu kota genting karena virus corona Covid-1 hanya omong kosong.
Ade menyoroti sikap berlebihan dari sejumlah pihak dalam menanggapi wabah virus corona.
Ia menyebut, penyakit lain seperti Demam Berdarah dan TBC lebih membahayakan daripada virus corona lantaran kasus kematiannya jauh lebih tinggi di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Ade dalam video unggahan kanal YouTube CokroTV belum lama ini.
"Kita ini lebai saja soal corona. Kita kehilangan akal sehat," kata Ade, seperti dikutip Suara.com, Jumat (6/3/2020)
Menurut Ade, orang Indonesia mestinya tidak takut menyikapi virus corona. Orang Indonesia kuat karena setiap sudah terbiasa dengan pola hidup serampangan.
"Padahal kita orang Indonesia yang setiap hari makan bakso di piring yang dicucinya asal-asalan. Atau anak-anak Indonesia kan biasa berenang di air banjir yang sudah bercampur dengan sampah air got. Kita kuat," imbuhnya.
Ia lalu mengatakan ketakutan warga disebabkan oleh imajinasi liar mengenai dampak virus corona.
"Kita sendiri yang bikin suasana jadi mencekam. Setelah itu kita ketakutan," ucap Ade.
Baca Juga: Polres Bantul Tangkap Penculik Bayi yang Sempat Viral di Media Sosial
Terkait hal itu, Ade menyindir sikap Anies Baswedan. Anies disebut sempat mengeluarkan pernyataan tentang kondisi genting di ibu kota karena penularan virus corona.
"Ada pula Anies Baswedan yang bilang Jakarta dalam kondisi genting. 'Virus cororna sudah di level tinggi' katanya. Omong kosong," terang Ade.
Untuk memperkuat argumennya, Ade lantas mengutip pernyatan Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa musuh terbesar warga bukanlah virus tapi rasa takut, kabar burung dan stigma. Modal terbesar kita adalah fakta, akal sehat dan solidarita.
"Setuju saya (dengan itu)," kata Ade.
Dia akhir video, Ade kembali menegaskan kalau virus corona sama dengan penyakit biasa lainnya. Dari jumlah sekira 90 ribu orang korban virus corona, didominasi oleh warga China.
"Yang tewas sampai Senin pagi lalu hampir 3 ribu orang, tapi di Asia Tenggara korban tewas hampir tidak ada," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka