Suara.com - Otoritas China mengeluarkan larangan bagi warganya untuk mendekati wilayah perbatasan Korea Utara. Jika larangan tersebut tak diindahkan, maka risikonya akan ditembak.
Warga yang tinggal di daerah perbatasan mengaku mendapatkan peringatan tersebut dalam bentuk pemberitahuan tertulis yang dikeluarkan pemerintah China pekan ini.
Korea Utara dilaporkan tidak akan segan-segan menembak siapa pun dari China yang terpantau mendekati perbatasan. Ini menjadi semacam indikasi terbaru tentang keseriusan Korea Utara dalam menangani ancaman penyebaran wabah COVID-19 yang awalnya berasal dari Kota Wuhan, China.
Cina dan Korea Utara merupakan negara sekutu yang berbagi perbatasan yaitu Sungai Yalu sepanjang 1.400 kilometer. Ketika musim dingin dan saat air Sungai Yalu membeku, orang-orang dapat dengan mudah menyeberang.
Warga kota Jian dan Baishan di China telah diperingatkan bahwa siapa pun yang berada terlalu dekat dengan perbatasan mungkin akan ditembak oleh pihak Korea Utara, demikian dikatakan oleh tiga orang warga yang menerima pemberitahuan tersebut.
"Kami diberitahu bahwa kami mungkin akan terbunuh jika berada terlalu dekat dengan daerah perbatasan," ujar seorang pemilik restoran di Jian, yang menolak disebutkan namanya mengingat sensitifnya masalah tersebut seperti dikutip dari Deutsche Welle (DW) -- jaringan Suara.com, Sabtu (7/3/2020).
Tak hanya itu, warga China juga dilarang untuk memancing, mencari rumput dan juga membuang sampah di dekat sungai yang berbatasan langsung dengan Korea Utara.
Perbatasan Ditutup
Korea Utara telah menutup wilayah perbatasannya dengan China dan menaikkan ancaman virus corona ke level tertinggi. Korea Utara juga meminta agar China memperketat kontrol di wilayah perbatasan tersebut agar warganya tidak tertembak, tulis pemberitahuan itu.
Baca Juga: Rahasia Kecil Gadis Pembunuh Sawah Besar Usai Habisi Bocah 6 Tahun
"Badan keamanan publik akan memantau perbatasan selama 24 jam sehari dan siapa pun yang ditemukan (di daerah perbatasan) akan menghadapi penahanan administratif" oleh polisi China, kata pihak berwenang China dalam pemberitahuan itu, seperti dilihat oleh kantor berita Reuters.
Seorang pejabat propaganda di kota Jian, yang juga menolak disebutkan namanya, mengonfirmasi lewat telepon bahwa kantor pengontrol perbatasan kota telah mengeluarkan peringatan serupa.
"Selama periode pencegahan epidemi, kegiatan apa pun termasuk memancing di Sungai Yalu atau berteriak ke orang-orang Korea Utara di seberang sungai sangat dilarang," demikian pernyataan kantor pengontrol perbatasan dalam pesan tertulis.
Kantor berita Reuters tidak dapat menghubungi pejabat di kota Baishan. Tidak jelas apakah kota-kota lain di China juga mengeluarkan peringatan serupa. Sementara, Kementerian Luar Negeri China belum juga menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Berita Terkait
-
Geger Panic Buying Akibat Virus Corona Covid-19 Gadis Ini Malah Dapat Jodoh
-
Fahira Minta Maaf soal Corona, PSI: Ahok Dulu Minta Maaf Tapi Kasus Lanjut
-
Fahira Idris Minta Maaf Soal Corona, Muannas Ogah Cabut Laporan Polisi
-
Dipercaya Bisa Tangkal Corona, Harga Rempah-rempah Naik
-
Antisipasi Penyebaran Virus Corona, LRT Jakarta Disemprot Disinfektan
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN