"Mendapat kertas, pertama kali dari teman-teman, yang mengumpulkan uang untuk membelikan saya kertas, juga saya dapat dari gereja, dan juga dapat dari usaha sendiri," kata Pras lagi.
Menilik kembali transkrip yang ia miliki, Sarina menyatakan: "Dulu saat saya membaca hasil wawancara, itu berkesan sekali bagi saya. Karena seolah Pram yang bercerita langsung bersama Hasyim Rahman dan Joesoef Isaak."
"Banyak kekejaman di Pulau Buru. Bahkan seandainya betul Suharto yang kasih mesin tik itu, tidak bisa disebut jasa. Apalagi nyatanya tidak," tambah Sarina.
Menurut Sarina, transkrip wawancara bersama Pram itu belum bisa ia bagikan sepenuhnya karena menyangkut beberapa hal.
"Untungnya wawancara dengan Pram, Joesoef Isaak dan Hasyim Rahman masih ada di arsip saya, tapi tidak bisa saya bagikan karena itu kerjaan dengan orang. Kalau sepotong sih ngga papa," tutupnya.
Pramoedya adalah sastrawan ulung Indonesia yang unik. Karya besarnya lahir di tangh tekanan dan penganiayaan penguasa orde baru.
Setelah kemerdekaan, dia menjadi salah satu pendukung Presiden Sukarno dan pada dekade 1950an aktif di Lembaga Kebudayaan Rakyat yang tenar dikenal sebagai Lekra. Sayangnya peristiwa 30 September membuat ia masuk didaftar orang-orang yang dianggap komunis.
Pram ditangkap oleh tentara dua minggu setelah kejadian 30 September, ia dituding sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), partai yang dituding berupaya melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
Baca Juga: Jokowi Disebut Buatkan Ahok Ibu Kota Baru, Fadli Zon Beri Sindiran Menohok
Para seniman yang bergabung dalam Lekra sendiri mengatakan bahwa organisasi itu bukanlah organ resmi PKI dan anggota-anggotanya tak serta-merta anggota PKI.
Setelah itu ia dipenjara di Pulau Buru sebagai tahanan politik oleh rezim Soeharto selama 14 tahun. Ditahanan, ia menghasilkan karyanya besarnya Tetralogi Buru, yang terdiri dari empat novel: "Bumi Manusia", "Anak Semua Bangsa", "Jejak Langkah", dan "Rumah Kaca".
Karya yang kini sudah diterjemahkan dalam lebih dari 20 bahasa di dunia itu, awalnya diceritakan secara lisan oleh Pram kepada rekan-rekannya di Buru. Setelah ia diizinkan menggunakan kertas dan mesin tik ia menulis kisah yang kemudian dibukukan pada 1980-an. Pram wafat pada usia 81 akibat penyakit diabetes dan jantung.
Berita Terkait
-
Aktivis Perempuan Sebut RUU Ketahanan Keluarga Warisan Orde Baru
-
Otoriter dan Penuh Intrik, Anandito Beberkan Politik Jawa di Mata Pramoedya
-
Tips Jitu Jadi Sutradara Andal ala Hanung Bramantyo
-
Inalillahi, Pemrakarsa Jurusan Teknik Pengairan dan Mantan Menteri PU Wafat
-
Putri Pramoedya Bersyukur Bumi Manusia Tak Lagi Ditakuti
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
gegara Jual Tangki untuk Bayar Utang, Agen Gas di Kebon Jeruk Tewas Mengenaskan Dihujam Tikaman
-
Gagah di Usia 80 Tahun: TNI Gelar Parade Akbar di Monas, Pamer Alutsista dan Pesta Rakyat Meriah
-
Telepon Ferry Irwandi, Ahmad Sahroni Bantah Kabur ke Luar Negeri dan Terpaksa Diam
-
Kontras Sebut Ada 4 Tuntutan Besar dalam Peringatan 1 Bulan Tewasnya Affan Kurniawan
-
Usai 21 Siswa SDN 01 Gedong Keracunan MBG, Plt Kepsek: untuk Sementara Kami Setop!
-
Ahli UGM Kritik MBG di Sidang MK: Kenapa Bukan Pendidikan Gratis untuk Seluruh Warga hingga Kuliah?
-
SPPG Dicap Biang Kerok Kasus Keracunan Massal MBG, BGN: Mereka Tak Patuhi SOP!
-
2 Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG di Jogja: Muntah-muntah Sampai Dirawat 4 Hari di RS
-
2 Cucu Korban MBG, Mahfud MD Ungkit Data Keracunan Siswa Versi Prabowo: Ini Bukan Persoalan Angka!
-
Teroris Menyusup Lewat Game Online, BNPT Ungkap 13 Anak Direkrut Jadi Simpatisan Jaringan Radikal