Suara.com - Palaku pembunuhan di Sawah Besar NF (15) mengaku tidak menyesal atas perilakunya. Kriminolog Maman Suherman, menyatakan bahwa perilaku seperti itu dikarenakan pola pikir pelaku yang tidak mau menjadi korban.
Membandingkan dengan pembunuhan Marry Bell (11) yang terjadi di Inggris pada tahun 1968, Maman menyataan bahwa ada kemungkinan pengaruh masa lalu.
"Hubungan dengan orang-orang di sekitarnya cukup melukai, sehingga di kepala hanya ada satu desain yaitu kalau tidak mau menjadi korban ya harus menjadi pelaku," kata Maman dalam sebuah talkshow di TvOne.
Menurut Maman, dengan kejadian yang menimpa anak-anak ini maka perlu kembali mendalami UU Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
"Kalau melihat apa yang tampil di media hari ini, seharusnya kita lebih semangat tentang 11 12 sistem pidana anak. Ini terhadap pelaku pun bukan balas dendam ini nanti lebih ke rehabilitasi dan pembinaan," kata Maman.
Maman menyatakan, pembinaan pelaku sangat diperlukan karena perilaku anti sosial yang terbentuk dari kecil akan jadi masalah di masa mendatang.
"Yang saya pikirkan di UU peradilan anak kan pembunuhan untuk anak-anak dihukum 10 tahun jadi NF akan keluar di umur 25, apakah pembinaan di LP khusus anak bisa memperbaikinya, kalau tidak, ini bisa terulangi," tambahnya.
Meilihat kasus Marry Bell di Inggris, Maman mengatakan bahwa perilaku NF bisa saja dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk masa lalunya.
Baca Juga: Jalan Menuju Kantor KPU Kediri Diblokir Puluhan Warga
"Bisa jadi memang ada pengaruh lingkungan, kasusnya tidak tunggal penyebabnya, jadi perlu dilihat ke belakangnya (masa lalu)," kata Maman.
Maman menambahkan, pelaku seperti NF biasanya cenderung cerdas memilih korban.
"Pelaku akan memilih orang yang lebih muda di bawah dia, jauh lebih rentan, dia bisa kuasai, dan pasti yang berat badannya lebih kecil yang benar-benar dia kuasai 100 persen," kata Maman.
"Itu menggambarkan mereka cerdas betul untuk memilih korbannya, dia akan jebak korban di suasana di mana anak itu (korban) tidak akan merasa jadi korban," tutup Maman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga
-
Aturan Baru Pilkades? Calon Kades Daftar Online Hingga E-Voting Untuk Cegah Kecurangan
-
CEK FAKTA: Prabowo Minta Rakyat Jarah Rumah Bahlil dan Lainnya?
-
Yusril Kunjungi Tahanan Demo di Polda Metro, Temukan Banyak yang Belum Didampingi Pengacara