Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan ibu kota tidak boleh bernasib sama seperti negara Italia yang kini telah ditutup atau lockdown karena virus corona telah merebak luas. Menurutnya perlu tindakan yang melibatkan banyak pihak untuk mencegahnya.
Anies mengatakan butuh tindakan cepat untuk mengantisipasi penyebaran virus. Jika terlambat, nasib Jakarta bisa seperti Iran, Italia, dan Amerika Serikat yang wabahnya telah menyebar dengan sangat cepat dan menjangkit banyak orang.
Berbagai negara itu, kata Anies, tak dengan sigap melakukan pembatasan interaksi maeyarakat. Ia menyebut penindakan di Jakarta harus lebih cepat.
"Baik di Italia, di Amerika Serikat, maupun di Iran. Mereka cenderung tidak ketat di dalam membatasi ruang interaksi. Begitu kasusnya meningkat drastis, baru dilakukan pengetatan," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
Meski demikian, upaya membatasi interaksi dinilainya tidak cukup jika hanya dilakukan Pemprov DKI sendiri. Menurutnya semua pihak mulai dari masyarakat hingga komponen Pemerintah daerah dan nasional atau ia sebut gerakan semesta harus berpartisipasi.
"Harus menjadi gerakan semesta yang harus dilakukan bukan hanya oleh aparat pemerintah, tapi oleh seluruh komponen masyarakat," jelasnya.
Bahkan, sektor perusahaan swasta disebutnya juga harus terlibat. Jika ada pegawainya yang merasakan adanya sakit mengarah ke gejala corona, maka harus cepat ditangani agar tak menyebar.
"Bila ada salah satu staf, pegawai yang ditengarai atau masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan atau Pasien Dalam Pengawasan, maka kami lakukan instruksikan untuk kerja di rumah," pungkasnya.
Baca Juga: Terungkap! 58 Warga Depok Diduga Terinfeksi Virus Corona, dalam Pengawasan
Berita Terkait
-
Alasan WNA Pasien Covid-19 yang Meninggal Tak Diungkap Identitasnya
-
Terungkap! 58 Warga Depok Diduga Terinfeksi Virus Corona, dalam Pengawasan
-
Rute Bogor-Jakarta Berisiko Tinggi Penularan Corona, Begini Langkah KAI
-
Cegah Corona, Mantan Menkes Ini Minta Kemdikbud Larang Cium Tangan
-
RS Italia Kewalahan Tangani Corona, Dokter Curhat: Seperti Hadapi Tsunami
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres