Suara.com - Riswanto Tan membagikan pengalamannya bekerja di tengah wabah corona di Seoul.
Dalam unggahannya, Riswanto Tan mengatakan bahwa ia bekerja di perusahaan farmasi lokal dengan 650 karyawan.
Riswanto Tan juga mengungkapkan, terhitung dari 20 Februari, jumlah orang yang positif terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan saat ia membuat postingan mencapai lebih dari lima ribu pasien.
Dilansir dari laman Kawal COVID-19, berikut penggalan kisah Riswanto Tan ngantor di tengah wabah corona di Seoul:
Sejak awal Februari, tempat kerja saya sudah menghentikan medical representative agar tidak mengunjungi rumah sakit dan menganjurkan mereka untuk tinggal di rumah saja.
Karyawan dengan riwayat perjalanan terakhir ke Tiongkok dan orang-orang dengan gejala mirip COVID-19 (pada dasarnya gejala flu) juga diminta untuk tinggal di rumah.
Voluntary work from home juga berlaku untuk para ibu dengan bayi, mereka yang tinggal dengan lansia di rumah, dan sebagainya. Seluruh perjalanan bisnis, rapat tatap muka, hingga finger print dibatalkan.
Mobilisasi karyawan dibatasi (tidak boleh ke lantai lain, dilarang ke kafe saat istirahat, melaporkan pekerjaan via telepon, dll.), dan jam makan siang yang tadinya hanya ada 1 shift mulai dibagi-bagi per departemen.
Di kantin kantor, meja yang muat 8 orang kini hanya boleh diduduki oleh 4 orang dengan posisi zig-zag. Hand sanitizer didistribusikan dan masker disediakan secara gratis di berbagai lokasi. Pemeriksaan suhu tubuh wajib dilakukan tiap pagi.
Baca Juga: Korea Selatan Mengerahkan Robot untuk Membantu Tangani Corona
Saya sempat izin sakit karena pilek hari Sabtu-Minggu dan masih ada sisa sakitnya pada hari Senin, tapi kalau tetap masuk kantor, orang-orang mungkin jadi paranoid. Untungnya, selama wabah COVID-19, ternyata izin sakit tidak dipotong cuti.
Pada tanggal 22 Februari ketika kasus positif menjadi 412 orang, jam kerja dipotong 3 jam lebih awal untuk menghindari rush hour. Lumayan, kami jadi bisa tidur 1 jam lebih lama dan pulang 2 jam lebih cepat Seminggu dua kali, karyawan wajib menjawab lembaran yang intinya mendata semua tempat publik yang didatangi 3 hari terakhir. Jika tempat publiknya agak berisiko seperti RS, keperluannya ditanya juga.
Seluruh karyawan akhirnya dirumahkan dengan beberapa pengecualian sejak 28 Maret saat kasus positif mencapai 2,294 orang. Ini termasuk agak lelet, sih, untuk tingkat corporate di Seoul, tapi tidak apa apa. Untuk tingkat direktur ke atas dan satu orang per departemen, mereka tetap harus ngantor sehari 5 jam untuk memastikan aktivitas kantor berjalan mendekati normal, termasuk saya. Tapi tidak apa-apa, soalnya kalo work from home kerjanya tetap 8 jam sehari.
Masker yang tadinya tersedia gratis di banyak tempat, termasuk di bus, gym, dan tempat umum lainnya, mulai menghilang dan harga masker mulai naik. Untungnya, kantor menyediakan N95 yang dibagikan ke setiap karyawan sebanyak 1 biji. Terakhir, kami diberi 5 biji, mungkin dengan pertimbangan anggota keluarga di rumah. Belakangan, hand sanitizer yang bisa dimasukkan ke kantong juga dibagikan karena yang masuk kantor hanya sekitar 10%. Kantin tutup dan diganti dengan lunch box. Ini juga lumayan soalnya lunch box-nya dari hotel bintang 5. Pemeriksaan suhu tubuh yang tadinya menggunakan infrared thermometer diganti jadi thermal imaging seperti yang dipakai di bandara.
Di Seoul, saat tulisan ini dibuat, sudah 99 orang positif (pasien Seoul cuma 1.9% dari total positif di Korea), dan tidak sulit untuk mengikuti tes COVID-19 karena gratis, bisa dilakukan di mana saja, termasuk klinik-klinik seperti puskesmas, dan juga drive thru buat yang takut ke tempat ramai.
Intinya, saya berharap semoga outbreak-nya cepat berlalu biar bisnis lancar lagi tapi kalau bisa jam kerja tetap 5 jam sehari.
Berita Terkait
-
Korsel Bangun 1,35 Juta Rumah Baru di Wilayah Seoul, Berapa Harganya?
-
CEK FAKTA: China Blacklist 20 Perusahaan India karena Bekerja Sama dengan AS?
-
Ada Our Unwritten Seoul, Intip 3 Drama Korea Populer Jinyoung GOT7
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Bingung Urutan Skincare saat Kerja Shift Malam? Ini Step yang Benar Menurut Dokter
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Polisi Terima 55 Kantong Mayat Tragedi Ponpes Al Khoziny, 5 Kantong Berisi Potongan Tubuh!
-
Prabowo-Jokowi Bertemu di Kertanegara, Analis: Bisa Jadi Bahas Ijazah Gibran atau Dukungan 2 Periode
-
BPJPH: Sistem Halal Indonesia Jadi Role Model Dunia, Terbaik dan Diakui Global
-
Digugat Rp125 T Gegara Ijazah, Subhan Palal Tantang Gibran 2 Syarat Ini Agar Berdamai, Beranikah?
-
Cerita Warga Depok Raih Keberuntungan di HUT ke-80 TNI: Berangkat Naik KRL, Pulang Bawa Motor!
-
Babak Baru Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina, Febri Diansyah Tantang KPK Bidik 'Ikan Kakap'
-
Tekan Inflasi, Gubernur Ahmad Luthfi Perkuat Kolaborasi
-
Kasus Arya Daru: Polisi Akan Beberkan Hasil Autopsi dan Olah TKP ke Keluarga Pekan Ini
-
Jokowi Tak Boleh Kena Panas Saat HUT ke-80 TNI, Sakit Apa Sebenarnya?
-
Dinkes DKI Akui Belum Ada Dapur MBG di Jakarta yang Kantongi Sertifikat Kebersihan