Suara.com - Inggris menggunakan cara yang sedikit berbeda untuk meredam wabah virus corona Covid-19 di negaranya. Mereka memiliki rencana untuk menggunakan herd immunity.
Menyadur Syndey Morning Herald, metode ini dianggap berisiko dan melawan saran yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, metode ini bisa jadi keputusan yang paling memungkinkan untuk diambil Inggris.
Pendekatan yang dilakukan oleh Inggris meliputi tiga langkah. Pertama, menerapkan social distancing lebih lambat dari negara lain.
Kedua, melindungi kelompok berisiko seperti orang tua dan orang sakit dari berkontak dengan orang lain.
Ketiga, membiarkan virus corona Covid-19 perlahan menyapu semua orang. Cara terakhir inilah yang disebut dengan herd immunity.
Herd immunity merupakan skenario ketika banyak orang kebal terhadap sebuah penyakit, baik melalui vaksinasi ataupun melalui paparan.
Metode ini dilakukan dengan membiarkan penyakit menyebar di masyarakat. Setelahnya, masyarakat diyakini bakal memiliki kekebalan baru terhadap penyakit menular tersebut.
Metode ini disinyalir dapat menghambat penyebaran virus ke seluruh populasi.
Baca Juga: Anaknya Positif Corona, Ortu Balita di Jogja Negatif karena Imunitas Bagus
Herd immunity bisa secara efektif membakar virus dalam satu atau dua musim, serta lebih efisien sambil menunggu vaksin corona bisa dikembangkan dan didistribusikan.
Kepala Penasihat Ilmiah, Sir Patrick Vallance dan Kepala Petugas Medis Chris Whitty yang bertugas untuk menangani penyebaran virus di Inggris mengatakan butuh sekitar 60-70 persen dari populasi penduduk yang perlu terinfeksi dalam metode herd immunity ini.
"Kami pikir virus ini kemungkinan akan ada setiap tahunnya... seperti virus musiman," kata Sir Patrick pada Sabtu (14/3/2020).
"Masyarakat akan menjadi kebal terhadapnya dan itu akan menjadi hal yang penting dalam pengendalian penyebaran penyakit jangka panjang." Imbuhnya.
Meski begitu, pemerintah Inggris tidak mengatakan bahwa herd immunity adalah strategi yang aktual.
"Herd Immunity bukan tujuan atau kebijakan resmi kami. Ini adalah konsep ilmiah," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Minggu (15/3/2020).
Berita Terkait
-
JK: Jumlah Pasien Corona Naik 40 Orang per Hari, Bagaimana Kalau Sebulan?
-
Dua Warga Australia Positif Corona Punya Riwayat Perjalanan ke Indonesia
-
Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan, Pemprov Banten Serahkan ke Wilayah
-
Menteri Kesehatan Prancis Ingatkan Ibuprofen Bisa Perburuk Pasien Corona
-
Keterlaluan, Fans Celtic Bikin Pesta Minum Bir di Tengah Pandemi Corona
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
Terkini
-
Polisi Bongkar Sindikat Raksasa TPPO di Bandara Soetta: 15 Jadi Tersangka, 24 Masih Buron
-
Agar Gak Asal Dicomot AI, Dewan Pers Usulkan Produk Jurnalistik Masuk UU Hak Cipta
-
Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Tak Panik Gegara Dana Transfer Dipotong, Harus Efisiensi Belanja!
-
Alasan Punya Balita, Polisi Bebaskan TikTokers Figha Lesmana usai Ditahan Kasus Demo Agustus
-
Ketua Dewan Pers Sindir Etika Pejabat: Kalau di Jepang Menteri Gagal Mundur, di Sini Maju Terus
-
Respons Kapuspen TNI Terkait Sorotan PDL Loreng Baru: Distribusi Bertahap, Diskusi Terus Berjalan
-
Bantah Ada 'Rapat Dadakan' DPR dengan Menteri Kabinet, Dasco: Itu Undangan Sudah 4 Hari yang Lalu
-
Mengapa Junta Myanmar Jatuhkan Bom ke Festival Bulan Purnama? Tewaskan 40 Warga
-
Sejumlah Menteri dan Pejabat Rapat Bersama Dasco Kamis Pagi, Ini Bahasannya!
-
Jabat Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Papua, Wamendagri Ribka Siap Kawal Program Pembangunan