Suara.com - Direktur Utama RS Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta, Laurentius Panggabean meninggal dunia. Kabar duka atas wafatnya Laurentius beredar melalui pesan WhatsApp.
Salah seorang dokter di salah satu rumah sakit di Jakarta mengonfirmasi kabar meninggalnya Laurentius. Namun, ia tak menyebut apakah Dirut RS Jiwa Soeharto Heerdjan meninggal karena positif corona atau bukan.
"Beliau benar meninggal," ujar salah satu dokter yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi, Kamis (19/3/2020).
Diketahui, Laurentius Panggabean meninggal di RS. Mitra Keluarga Cibubur Jakarta Timur pada Kamis (12/3/2020) lalu. Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Cahaya Abadi RS. Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.
Terpisah, Ketua Dewan Stasi Kranggan, St. Stanislaus Kostka, Natar Sinaga menyampaikan, penyebab dokter spesialis kedokteran jiwa itu meninggal karena infeksi paru-paru, bukan karena positif corona.
"Almarhum sendiri diinyatakan meninggal karena infeksi paru-paru. Itu klarifikasi yang kami terima," ucap Natar saat dihubungi wartawan.
Namun, dari informasi yang diperolehnya, keluarga Laurentius yang diduga tertular virus Corona adalah istri dan dua anaknya.
"Tadi saya mencoba klarifikasi lagi info tersebut kepada ketua lingkungannya dan disampaikan kepada saya bahwa yang terkena COVID itu adalah keluarga (ibu dan 2 orang anak almarhum, sementara 1 orang lagi negatif)," kata dia.
Perihal kabar tersebut, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes DKI Jakarta sekaligus Koordinator Call Center Tim Tanggap Covid-19 DKI, Ani Ruspitawati mengakui keluarga mendiang Laurentius kini sedang diisolasi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur sebagai pasien dalam pengawasan.
Baca Juga: Pemerintah Sebut Belum Ada Vaksin Corona yang Jadi Acuan Standar Dunia
"Iya, benar," kata Ani saat dikonfirmasi wartawan.
Sementara, Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengaku belum mendapatkan data bahwa Laurentius meninggal karena corona.
"Enggak tahu saya belum ada datanya. Karena belum tahu jadi saya enggak bisa konfirmasi," ucap Yurianto.
Berita Terkait
-
BNPB Revisi karena Salah Data, Total Positif Corona di Indonesia 308 Orang
-
Ikut Instruksi Anies, Masjid Istiqlal Kosongkan Salat Berjemaah 2 Pekan
-
Liburan Musim Semi Dimulai, AS Waspadai Kasus Covid-19 Pada Remaja
-
Dari Pebasket hingga Pembalap Sepeda, Ini Daftar Atlet Dunia Positif Corona
-
Pandemi Corona Covid-19, Amankah Lakukan Tes Pap Smear?
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Pesan Menag Nasaruddin di Hakordia 2025: ASN Kemenag Ibarat Air Putih, Tercemar Sedikit Rusak Semua
-
Bela Laras Faizati, 4 Sosok Ini Ajukan Diri Jadi Amicus Ciriae: Unggahan Empati Bukan Kejahatan!
-
Mendagri Instruksikan Pemda Evaluasi Kelayakan Bangunan Gedung Bertingkat
-
Kader Jadi Tersangka KPK, Golkar Tak Mau Gegabah: Tunggu Status Terdakwa Dulu
-
Mendagri Ingatkan Pemda Siaga Hadapi Nataru dan Potensi Bencana
-
Greenpeace Sebut 2025 Tahun Kelam, Krisis Ekologis Berjalan Iringan dengan Represi Aparat
-
Adu Nyali di Kalibata: Mata Elang Tewas Dihajar Kelompok Bermobil Saat Beraksi, Satu Kritis
-
Gerak Cepat! BGN Turun Tangan Lakukan Penanganan Penuh Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01
-
Mahfud MD Soroti Rapat Pleno PBNU: Penunjukan Pj Ketua Umum Berisiko Picu Dualisme
-
Gus Yahya Tak Masalah Kembalikan Konsesi ke Pemerintah, Benar Tambang jadi Pemicu Konflik PBNU?