Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa pemerintah akan membagikan dua resep obat yang ampuh melawan virus corona (COVID-19) yakni Avigan dan Chloroquine atau klorokuin.
"Kami sudah mendatangkan 5.000 Avigan, dan dalam proses pemesanan ada 2 juta. Kemudian yang kedua Chloroquine, sudah siap 3 juta,” kata Jokowi dalam konferensi pers via video, Jumat (20/3/2020).
BACA JUGA: Jokowi: Sudah Ada Obat untuk Corona, Akan Dibagikan dari Rumah ke Rumah
Jokowi menegaskan, pemerintah bergerak cepat dan melakukan langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan kasus corona di Indonesia.
"Soal kecepatan ini, yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa kita tidak diam. Tetapi mencari informasi-informasi apa yang bisa kita dapatkan guna menyelesaikan COVID-19 ini," katanya.
BACA JUGA: Jokowi Pesan Jutaan Avigan dan Chloroquine untuk Obati Pasien Corona
"Obat tersebut akan sampai kepada pasien yang membutuhkan, melalui dokter, keliling dari rumah ke rumah, melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi," imbuhnya.
Berdasarkan penelusuran Suara.com, obat ini memiliki sejumlah pro kontra yang perlu diperhatikan.
Sejak tahun 2005
Baca Juga: Tetap Gelar Latihan di Tengah Ancaman Corona, Ini Alasan Bhayangkara FC
Chloroquine obat anti-malaria ini telah dilarang di Nigeria. WHO memperingatkan kegagalan pengobatan yang tinggi dan resistensi obat di beberapa bagian dunia, dilansir situs cek fakta AFP, Senin (9/3/2020).
Chloroquine masih dipakai di Afrika Selatan tapi tidak direkomendasikan sebagai pengobatan utama untuk malaria karena resistensi yang tinggi.
17 Februari 2020
Kantor berita pemerintah China, Xinhua melaporkan bahwa "para ahli China, berdasarkan hasil uji klinis, telah mengkonfirmasi bahwa klorokuin fosfat memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit virus corona baru".
Uji coba ini dilakukan pada "lebih dari 100 pasien", menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi China di bawah Kementerian Sains dan Teknologi.
Tinjauan singkat dari temuan yang diterbitkan oleh jurnal BioScience Trends yang berbasis di Jepang memberikan beberapa detail tentang bagaimana uji coba dilakukan.
Berita Terkait
-
Jokowi Pesan Jutaan Avigan dan Chloroquine untuk Obati Pasien Corona
-
Jokowi: Sudah Ada Obat untuk Corona, Akan Dibagikan dari Rumah ke Rumah
-
Jokowi Minta Daerah Belum Terdampak Corona Perketat Protokol Kesehatan
-
CEK FAKTA: Presiden Donald Trump Pingsan saat Pidato karena Positif Corona?
-
Sandiaga Uno: Rakyat Butuh Pemerintah yang Tanggap, Bukan Pintar di Sosmed
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO