Suara.com - Badan Pengatur Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) sudah mengeluarkan izin penggunaan alat tes cepat pertama untuk diagnosis virus corona, dengan waktu deteksi sekitar 45 menit, kata pengembang alat uji itu, Cepheid, Sabtu (21/3/2020).
Dilansir dari Reuters, Cepheid mengatakan, dalam pernyataan bahwa perusahaan, yang berbasis di California dalam bidang diagnosis molekul, itu telah menerima izin penggunaan darurat dari FDA untuk menerapkan tes tersebut.
Pengujian dari Cepheid sebagian besar akan digunakan di rumah dan unit gawat darurat.
Cepheid mengatakan alat uji direncanakan mulai dikirimkan ke rumah-rumah sakit pekan depan.
FDA, melalui pernyataan terpisah, membenarkan bahwa pihaknya sudah memberikan persetujuan.
FDA mengatakan Cepheid berniat mulai menyediakan pengujian itu pada 30 Maret.
Menurut proses pengujian yang berlaku saat ini, sampel uji corona harus dikirimkan ke sebuah laboratorium yang terpusat dan memerlukan waktu berhari-hari untuk mendapatkan hasilnya.
"Dengan alat-alat baru, seperti diagnosis di tempat perawatan, kita bergerak menuju tahap pengujian baru, yang tesnya akan jauh lebih mudah diakses oleh warga Amerika yang membutuhkan," kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar, Sabtu.
Tes diagnostik untuk virus penyebab COVID-19 itu dirancang untuk digunakan pada seluruh 23.000 Sistem GeneXpert otomatis buatan Cepheid di seluruh dunia, kata perusahaan itu.
Baca Juga: Perang Lawan Corona, India Perpanjang Masa Lockdown hingga 31 Maret
Sistem tersebut tidak mengharuskan pengguna menjalani pelatihan khusus untuk melakukan pengujian. Selain itu, sistem mampu berjalan sepanjang waktu, kata Kepala Cepheid Warren Kocmond dalam pernyataan itu.
Cepheid tidak memberikan keterangan lebih rinci atau menyebutkan harga pengujian tersebut.
FDA bergegas memperluas kemampuan pemindaian virus corona sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan berbagai pihak untuk memperhatikan "ketertiban dan kedisiplinan" di pasar peralatan kesehatan, yang dibutuhkan untuk memerangi wabah.
Berita Terkait
-
Hati-hati, Virus Corona Covid Bisa Melayang di Udara, Berapa Lama?
-
Geger Virus Corona, Lokasi Wisata di Bandung Berubah Sunyi
-
Perang Lawan Corona, India Perpanjang Masa Lockdown hingga 31 Maret
-
Pasien Positif Covid-19 yang Isolasi Mandiri, Wajib Perhatikan Ini!
-
Kasus Corona Melonjak Jadi 500, Menkes Ekuador Mundur
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis