Suara.com - Djoko Judodjoko menjadi salah satu dokter yang meninggal dalam status suspek virus corona.
Ia mengalami demam, batuk, hingga sesak napas usai melayani pasiennya pekan lalu di rumah sakit swasta di Bogor, Jawa Barat.
Laporan BBC Indonesia -- Jaringan Suara.com menyebutkan bahwa Kota Bogor sendiri sebelumnya dilaporkan memiliki sejumlah cluster pasien COVID-19 yang berkaitan dengan acara keagamaan Muslim dan Kristen di daerah itu.
Bahkan Wali Kota Bogor Bima Arya dan seorang stafnya juga didiagnosis positif COVID-19.
Pandu Riono, adik ipar almarhum, mengatakan bahwa pihak keluarga kesulitan mendapatkan kamar perawatan di rumah sakit rujukan pemerintah, yakni di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
"Tidak ada tempat. Baru dikirim Sabtu pagi (tiga hari setelah dirawat di rumah sakit swasta di Bogor), ternyata tidak tertolong. Siangnya sudah meninggal," kata Pandu.
"Alat napasnya… di sana kan banyak pejabat yang dirawat. Sarana bantuan napasnya juga mungkin rebutan. Tidak semua rumah sakit rujukan punya alat bantu napas yang cukup," ujar Pandu yang juga seorang dokter.
'Kalau petugas kolaps, keadaan akan lebih buruk'
Pandu Riono, yang juga dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menyayangkan keterbatasan Alat Perlindungan Diri (APD), di sejumlah rumah sakit yang menjadi salah satu penyebab para tenaga medis terpapar virus corona.
Baca Juga: Khawatir Menulari Orang Lain, Perawat Bunuh Diri Usai Positif Corona
Padahal, menurutnya, APD harusnya merupakan prioritas.
"Jangan sampai ada rumah sakit, puskesmas yang minim APD. Ini utama. Kalau banyak petugas kesehatan kena, layanan kesehatan akan kolaps. Kalau mereka kolaps, apa yang terjadi akan lebih buruk lagi," kata Pandu.
"Dokter dan tenaga kesehatan ini garda terakhir dan benteng terakhir yang kita miliki untuk memberikan pelayanan ke publik. Sebagian sudah terinfeksi, cuma belum dites saja," katanya.
Pemerintah klaim sudah kirim APD
Terkait dengan keselamatan petugas medis, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah telah berupaya mencukupi APD.
"Kemarin sudah saya sampaikan, APD sudah kita distribusikan sebanyak 105.000," kata Jokowi (24/03).
Berita Terkait
-
Unggahan Ziarah Karina Ranau ke Makam Epy Kusnandar Disorot, Kucing-Kucing Berkumpul di Pusara
-
Menkes Kirim 600 Dokter ke Aceh Mulai Pekan Depan, Fokus Wilayah Terisolasi
-
Rob Rainer dan Istri Meninggal, Anak Kandung Dituding Jadi Pelaku Pembunuhan
-
Profil Nick Reiner, Anak Sutradara Legendaris Rob Reiner yang Didakwa Bunuh Kedua Orang Tuanya
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Isi Amplop Terkuak! Kubu Roy Suryo Yakin 99 Persen Itu Ijazah Palsu Jokowi: Ada Foto Pria Berkumis
-
7 Fakta Kunci Pemeriksaan Gus Yaqut di KPK, Dicecar 9 Jam soal Kuota Haji
-
Bukan Karena Selebgram LM! Pengacara Tegaskan Penyebab Cerai Atalia-Ridwan Kamil Isu Privat
-
Polisi Sebut Ruko Terra Drone Tak Dirawat Rutin, Tanggung Jawab Ada di Penyewa
-
Rocky Gerung Ungkap Riset KAMI: Awal 2026 Berpotensi Terjadi Crossfire Antara Elit dan Rakyat
-
Menkes Dorong Ibu Jadi Dokter Keluarga, Fokus Perawatan Sejak di Rumah
-
Polemik Lahan Tambang Emas Ketapang Memanas: PT SRM Bantah Penyerangan, TNI Ungkap Kronologi Berbeda
-
Grup MIND ID Kerahkan Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Bencana ke Sumatra hingga Jawa Timur
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
Soal Polemik Perpol Nomor 10 dan Putusan MK 114, Yusril: Saya Belum Bisa Berpendapat