Suara.com - Pengamat Sabang Merauke Circle (SMC) Dr. Syahganda Nainggolan dalam wawancara di televisi menyebut bahwa "tentara kerjanya tidur saja". Pernyataan ini langsung menimbulkan protes dari berbagai pihak.
Seperti politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang geram dengan pernyataan Syahganda.
"Orang ini lama-lama memang enggak bermutu omongannya. Entah sejak kapan tentara kerjanya tidur aja," cuit Ferdinand dalam unggahan di Twitter, Minggu (29/3/2020).
Ia melanjutkan, "Susah memang otak bekerja waras dan normal kalau kebencian busuk di hati bersemayam".
Ferdinand juga mengungkit kembali pernyataan Syahganda yang pernah memprediksi pemerintahan Presiden Joko Widodo akan jatuh.
"Orang ini juga yang bilang Jokowi akan jatuh 6 bulan lagi kan? Kardus lu Gan!" ujarnya.
Protes serupa juga dilayangkan oleh Annisa Pohan, istri Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam cuitan yang diunggah pada Minggu (29/3/2020), Annisa menantang orang yang mengatakan "tentara kerjanya tidur saja" untuk bertukar profesi.
Melalui akun Twitter pribadinya, @AnnisaPohan, ia menulis, "Mohon yang bicara 'tentara kerjanya tidur saja' silakan tukar profesi dengan tentara, 1 bulan saja. Saya pengen tahu bisa bertahan hidup atau nggak. Monggo".
Baca Juga: Jajan Kurang Rp 50 Ribu, Jadi Alasan Pria Berpisau Ancam Bunuh Ibu Kandung
Baik protes dari Ferdinand maupun Annisa Pohan disetujui oleh beberapa warganet. Mereka juga menyayangkan pernyataan tersebut.
Untuk diketahui, Syahganda Nainggolan mengeluarkan pernyataan kontroversial itu ketika wawancara dengan CNN Indonesia perihal penguncian wilayah atau lockdown guna melawan virus corona (Covid-19).
Menurutnya, lockdown total adalah langkah tepat untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.
"Kalau saya begini untuk mitigasi total lockdown. Tentara yang mengendalikan semua. Seperti Jakarta dan beberapa daerah Jawa," ujar Syahganda dalam wawancara di CNN Indonesia pada Minggu (29/3/2020).
Syahganda mengatakan bahwa negara asing tidak percaya dengan data kasus Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.
"Sehingga tanpa kepastian data ini kita enggak bisa percaya kepada pemerintah saja. Rakyat ini harus percaya kepada yang sifatnya lebih strategis, taktis, lebih cepat," katanya.
Berita Terkait
-
Desak Jakarta Di-Lockdown, Ade Yasin: Pasien Corona Datang Dari Jakarta
-
Pelabuhan dan Dusun di Kulon Progo Lockdown Mandiri, Pintu Masuk Dijaga
-
Jadi Episentrum Corona, Pemkab dan Pemkot Bogor Desak Jakarta Di-Lockdown
-
Kesal, Fadli Zon Minta Istilah Lockdown Diganti Karantina Wilayah
-
Gokil, Pakai Helm 'Corona', Polisi India Imbau Warga di Rumah Aja
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?