Suara.com - Kelompok Taliban menewaskan 27 anggota pasukan keamanan Afghanistan, menurut polisi dan pejabat pemerintah pada Senin saat upaya perdamaian yang ditengahi oleh Amerika Serikat hampir berhasil.
Taliban dan AS bulan lalu mencapai kesepakatan, yang memungkinkan AS beserta sekutunya menarik pasukan mereka dengan imbalan janji Taliban untuk mencegah terorisme.
Komitmen Taliban untuk membicarakan perdamaian dengan pemerintah dukungan AS merupakan bagian dari kesepakatan tersebut, namun upaya untuk melakukan pembicaraan dihalangi oleh perdebatan mengenai pertukaran tahanan dan tim perunding antara pemerintah dan kelompok Taliban.
Taliban belum menyetujui gencatan senjata dengan pasukan pemerintah dan pertempuran belum berakhir, meski kelompok tersebut belum mengumumkan satu pun serangan musim semi, yang biasanya dilakukan saat ini dalam tahun ini.
Dalam bentrokan terbaru kelompok tersebut menyerbu kamp pejabat polisi senior di provinsi Takhar pada Minggu, menewaskan 13 polisi dan melukai pejabat senior, menurut juru bicara pasukan.
Sementara itu, di hari yang sama di provinsi selatan Zabul pasukan Taliban menyerang pos keamanan pemerintah, menewaskan sedikitnya 11 tentara, kata polisi. Kementerian Pertahanan mencuit di akun Twitter bahwa enam tentara tewas dalam bentrokan.
Pos keamanan pemerintah di provinsi selatan Helmand dan provinsi utara Baghlan juga jadi sasaran, ungkap polisi. Akibatnya, empat anggota pasukan keamanan tewas dalam kedua serangan tersebut.
Menurut juru bicara Kepolisian, 13 petempur Taliban tewas di Baghlan. Taliban juga kehilangan anggota dalam tiga serangan lainnya, kata pejabat.
Pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terbang ke Kabul dan Doha, tempat kantor Taliban berada, guna mendesak semua pihak yang terlibat untuk mendorong proses perdamaian.
Baca Juga: Skype Jadi Andalan Taliban dan Pemerintah Afghanistan untuk Berunding
Sumber: Antara/Reuters
Berita Terkait
-
Cegah Covid-19, Afghanistan Bebaskan 10.000 Narapidana
-
Skype Jadi Andalan Taliban dan Pemerintah Afghanistan untuk Berunding
-
AS-Taliban Berdamai, Maruf Harap Ada Perdamaian Lanjutan di Afganistan
-
Ketemu Korban, Pelaku Teror Bom: Kalau Tak Dimaafkan Takut Nanti di Akhirat
-
Afghanistan Kembali Diguncang Serangan Bom Bunuh Diri, 6 Polisi Tewas
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
KPK: Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Diduga Terima Rp 79,7 Miliar dari Kasus Dana Hibah
-
Mengenal Kapal Flotilla yang Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Tapi Disergap Tentara Israel
-
Bukan Mengada-Ada, Polisi Ungkap Alasan Kondom Jadi Bukti di Kasus Kematian Arya Daru
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
-
Kepala BGN: Dampak Program MBG Nyata, Tapi Tak Bisa Dilihat Instan
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres
-
Bantah Makam Arya Daru Diacak-acak Orang Tak Dikenal, Polisi: Itu Amblas Faktor Alam!
-
Menkes Budi Tegaskan Peran Kemenkes Awasi Keamanan Program Makan Bergizi Gratis