Suara.com - Inisiator situs KawalCOVID-19.id, Ainun Najib menilai gaya birokrasi pemerintah pusat dalam menangani virus corona seperti bola pingpong yang saling lempar ke sana ke mari.
Ia menyebut gaya birokrasi pemerintah pusat dengan istilah pingpong yang membantai manusia.
"Pingpong yang membantai manusia. Berapa yang harusnya bisa terselamatkan kalau saja gerak cepat? Hanya bisa kita ketahui 3-4 minggu lagi. 28 DAYS LATER," tulis Najib.
Lewat akun Twitter-nya @ainunnajib, lelaki yang juga menggawangi situs KawalPemilu.org itu melancarkan serangkaian kritik bagi pemerintah pusat terutama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Enak banget ya jadi Menteri Terawan. Ambil nama setelah menunda-nunda, disebut dia lah yang tetapkan status," kata @ainunnajib.
Najib juga menilai selama ini pemerintah daerah telah mati-matian berjuang dalam mengatasi pandemi corona namun usaha itu selalu terganjal adminstrasi pusat yang dinilai Najib berbelit-belit.
"Yang pusing menghadapi lonjakan kasus ya daerah. Yang disuruh ribet mengajukan usulan dan persyaratan administratif ya daerah. Yang eksekusi detailnya PSBB ya daerah," katanya via Twitter.
Menurut Najib, satu minggu penundaan birokrasi akan melipatgandakan jumlah korban yang terinfeksi virus corona hingga 5-6 kali lipat.
"Satu minggu penundaan birokrasi begini, dampaknya jumlah rakyat terinfeksi dan juga kematian naik 5-6 kali lipat. Satu bulan penundaan sama dengan 1000 kali lipat," tukasnya.
Baca Juga: Mulai 12 April Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker
Ia pun meminta agar birokrasi untuk penanganan corona dipangkas. Bahkan, ia berani meminta agar peran Menkes yang hanya memberi izin kebijakan untuk dihapus.
"Pak @jokowi mohon pangkas birokrasi. Kalau peran Menkes value-add cuma kasih stempel, hilangkan saja. Jangan pembantaian massal dengan birokrasi," kata Najib.
Hingga saat ini, jumlah kasus corona di Indonesia semakin bertambah. Tercatat per hari Selasa (7/4/2020), ada 2.738 kasus corona yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sementara itu, jumlah kematian akibat virus ini telah mencapai 221 orang.
Berita Terkait
-
Pegawai Melimpah, Kinerja Seret: Potret Ironi Birokrasi Kita
-
Prabowo Instruksikan Pangkas Birokrasi: Dana Desa dan Makan Gratis Jadi Prioritas
-
Politik dan Hukum Bertabrakan: Kasus Tom Lembong Jadi Alarm untuk Birokrasi
-
Ulasan Novel The Castle Karya Kafka: Potret Dingin Birokrasi yang Membungkam
-
Bualan Politik: Ancaman Nyata saat Rakyat Tak Cek Fakta
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik