Suara.com - Organisasi Papua Merdeka (OPM) menawarkan gencatan senjata di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).
Namun, opsi gencatan senjata itu juga harus disepakati pemerintah dengan turut menarik seluruh pasukan militer non organik dari Papua.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sembom membenarkan kabar tersebut.
Ia pun menekankan bahwa opsi itu juga harus disetujui pemerintah dengan menghentikan serta menarik pasukan militer non-organik.
"Ya, benar dan itu jika Indonesia tarik semua militer non-organik dari Papua. Karena faktanya sekarang TNI-Polri sedang lalukan mobilisasi militer dalam jumlah besar dan lakukan operasi militer di Ndugama, Lani Jaya, Timika, Tembagapura dan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang," kata Sebby saat dihubungi wartawan, Kamis (8/4/2020).
Secara garis besar, opsi gencatan senjata yang ditawarkan OPM harus juga diterima pemerintah untuk tidak melakukan operasi militer di pulau Cenderawasih itu.
Sebby pun mengirimkan keterangan tertulis yang dibuat oleh Ketua OPM-TPNPB Jeffrey Bomanak. Keterangan tertulis itu dibuat dari markas besar OPM-TPNPB Victoria pada Rabu, 8 April 2020.
Dalam keterangannya, Jeffrey mengatakan bahwa OPM-TPNPB juga ikut mendukung dalam memerangi epidemi Covid-19 yang dianggapnya sudah mengancam kehidupan manusia.
Jeffrey menjelaskan hingga saat ini perang antara OPM dan pasukan militer masih berjalan terutama di sejumlah titik vital seperti di area pertambangan Freeport, Tembagapura, Timika.
Baca Juga: Berahi Menggebu Pria Teler, Paksa Pacarnya ML Tapi Keburu Loyo
Kontak senjata juga masih terjadi di Intan Jaya, Ndugama Kodap III, Pegunungan Bintang serta markas besar OPM-TPNPB Victoria. Penambahan jumlah pasukan militer juga disebutkan masih dilakukan pemerintah.
"Dan juga OPM-TPNPB tetap menghargai negara negara tenaga yang memiliki komitmen untuk memerangi global epidemi Covid-19 seperti Papua Nugini, Australia, dan Timur Leste maka OPM-TPNPB harus mengeluarkan statement dan komitmen ini agar Indonesia tidak bertindak sembarang dengan operasi militer yang di dalamnya akan menyebarkan virus Corona bagi negara-negara lain," tulis Jeffrey.
Jeffrey juga menuliskan kalau secara terbuka OPM-TPNPB telah menawarkan komitmen tersebut kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai bentuk mewujudkan aturan internasional yang dikeluarkan PBB dalam memerangi pandemi Covid-19.
"Maka itu OPM-TPNPB meminta agar Indonesia menghargai itikad baik PBB Dan OPM-TPNPB demi dan untuk kemanusiaan dan keadilan dunia," ujar Jeffrey.
Berita Terkait
-
Jenazah Terlantar dalam Ambulans karena Diduga Corona, Ini Fakta-faktanya
-
Pria Tergeletak di Pasar karena Demam, Dievakuasi dengan Protokol Covid
-
Corona RI Dekati Angka 3 Ribu Kasus, Pasien Positif 2.956, Meninggal 240
-
Bukan Corona, Cewek ABG Terkapar di Terminal karena Diajak Mabuk Pengamen
-
Geger Pasien Positif Corona Dibolehkan Pulang, Ini Penjelaskan Dinkes Jambi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional