Suara.com - Komnas HAM meminta Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Aziz turun tangan mengatasi konflik bersenjata di Papua antara Tim Gabungan TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dalam beberapa hari terakhir pun, sudah berjatuhan korban jiwa termasuk aparat keamanan. Hingga warga sipil pun menjadi korban.
"Komnas HAM berpandangan untuk saat ini Panglima TNI dan Kapolri bisa dan mampu untuk menyelesaikan dan mempertanggungjawabkan terjadinya peristiwa-peristiwa itu," kata Koordinator Sub-Kom Penegakan HAM, Amiruddin Al Rahab, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (15/4/2020).
Menurut Amiruddin, perlunya dukungan langsung yang dilakukan oleh Idham dan Hadi mengatasi konflik kekerasan di Papua tersebut.
"Langkah pengusutan oleh TNI dan Polri secara hukum adalah langkah yang paling efektif. Kepercayaan dan dukungan perlu diberikan pada Kapolri dan Panglima TNI," ujar Amiruddin
Permintaan Komnas HAM meminta Idham dan Hadi turun langsung mengatasi konflik di Papuakarena telah terjadi penembakan terhadap dua warga sipil di Papua. Hingga tiga aparat kemanan juga menjadi korban.
Maka itu, Komnas HAM berharap Idham dan Hadi membentuk tim Gabungan dalam mengusut terjadinya salah tembakan kepada warga sipil.
"Diperlukan Tim Gabungan dari Mabes TNI dan Polri untuk mengungkapkan peristiwa penembakan yang mematikan itu. Mengapa TNI bisa salah mengidentifikasi objek sasaran operasi serta memproses secara hukum semua anggota TNI yang diduga terlibat dalam penembakan," ucap dia.
"Seluruh proses harus dibuat terbuka ke publik dengan tujuan agar publik percaya, terutama publik di Papua kepada proses hukum yang dijalankan," tutup Amiruddin
Baca Juga: Firli: Dana Sumbangan Penanganan Virus Corona Tak Perlu Dilaporkan ke KPK
Untuk diketahui, dua warga sipil tewas tertembak saat mencari ikan di area Mile 34 atau area PT Freeport Indonesia, Mimika, Papua, Senin (13/4/2020) kemarin. Kedua warga sipil yang diduga ditembak aparat keamanan itu adalah Roni Wnadik dan Eden Armando. Dalam pertemuan itu keluarga korban sempat tidak terima kalau dua orang keluarganya yang didor dianggap sebagai anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Keluarga korban pun melakukan demo di halaman RSUD Mimika.
Dalam kesempatan itu, Irjen Pol Paulus menuturkan bahwa aparat TNI dan Polri memang ditempatkan di objek-objek vital nasional untuk mengawasi kelompok-kelompok KKB. Namun ia tidak menampik apabila anggota kadang kesulitan membedakan mana kelompok warga sipil dengan kelompok KKB.
Berita Terkait
-
2 Pemuda di Timika Tewas Ditembak Aparat saat Mancing di Area Freeport
-
2 Warga Sipil Tewas Tertembak di Mimika, Pangdam Bentuk Tim Investigasi
-
Poin-Poin Untung Rugi PON Papua Tetap Sesuai Jadwal atau Ditunda ke 2021
-
Didesak DPR Tunda PON Papua, Menpora: Rapat Kabinet yang Putuskan
-
Dua Warga Tewas Tertembak di Mimika, Kapolda Papua: Kami Sulit Bedakan KKB
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Lampu Hijau DPR: Anggaran Bencana Sumatera Boleh Diutak-atik Tanpa Izin, Ini Syaratnya
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang