Suara.com - Ahli Epidemiologi dan Biostatistik Universitas Indonesia (UI) Dr Pandu Riono meminta pemerintah terbuka dengan data Virus Corona atau Covid-19, sebab kunci dari penanganan wabah adalah keterbukaan dan keakuratan data.
Pandu menyebut, meski pemerintah sudah mulai membuka data orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait pandemi Virus Corona, namun data itu tetap tidak bisa memetakan sebaran virus karena tak pernah ditelusuri awal mula penularannya.
"Sampai ke tracing, jadi jika ada kontak tracing pelacakan kasus, berapa orang ini, dia ketemu ini, terus berapa orang yang sudah dites, jadi orang bisa menggambarkan suasana perjalanan epideminya itu cukup serius," kata Pandu kepada Suara.com pada Rabu (15/4/2020).
Menurutnya, data yang dipaparkan oleh Juru Bicara Penanganan Corona Achmad Yurianto setiap sore hari belum terbuka dan tidak berarti untuk upaya pencegahan di masyarakat.
"Kalau hanya membaca angka sekarang kan enggak hidup, tidak ada artinya, enggak mampu bercerita sendiri, jadi statistik itu harusnya bisa bercerita," tegasnya.
Anggota Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu juga menyebut angka kematian yang saat ini dipaparkan juga hanya yang sudah positif, sementara PDP yang meninggal saat menanti hasil tes tidak dimasukan dalam hitungan.
"Itu makanya sering terjadi gap antara data pemakaman protokol Covid-19 sama hasil yang sudah positif, jadi harus dibuka semua apa adanya," ucap Pandu.
"Jadi orang paham jangan dianggap 'oh matinya hanya 500 (meninggal)', ini kan hanya yang positif saja, jadi data ini underestimate dan undereported," lanjutnya.
Data yang seperti ini, menurut Pandu, sangat berbahaya sebab akan berpengaruh pada pengambilan kebijakan pemerintah itu sendiri dalam penanganan virus corona Covid-19.
Baca Juga: DPR Desak Pemerintah Tindaklanjuti Hasil Kajian FKM UI di Episentrum Covid
Untuk diketahui, data kasus Virus Corona hingga 15 April 2020 jumlah pasien positif mencapai 5.136, meninggal 468, sembuh 446, ODP 165.549 dan PDP 11.165.
Berita Terkait
-
Pakar Gugus Tugas Covid Sebut Swab Test Lebih Akurat Ketimbang Rapid Test
-
Terus Bertambah, RS Darurat Corona di Wisma Atlet Kini Rawat 561 Pasien
-
DPR Desak Pemerintah Tindaklanjuti Hasil Kajian FKM UI di Episentrum Covid
-
Jutaan Warga Berpotensi Terkena Corona, FKM UI: Perlu Intervensi Pemerintah
-
Guru Besar FKM UI Meninggal Dunia di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor