Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengimbau kepada pengusaha-pengusaha produk minuman beralkohol untuk beralih produksi membuat cairan hand sanitizer sebagai salah satu 'alat perang' yang ampuh untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
Tito mengemukakan, daripada membuat minuman 'keras', alangkah baiknya jika pengusaha produk miras bisa melihat keuntungan dari pengalihan produksi tersebut. Dia menjelaskan, permintaan tinggi terhadap produk-produk untuk mencegah penularan Covid-19 justru sedang terjadi saat ini. Salah satunya, alkohol di atas 65 persen yang bisa membuat Covid-19 mati.
"Di Indonesia sebagai negara tropis, banyak pohon nira, banyak pohon kelapa, perusahaan-perusahaan kimia, home industri banyak, tapi tadinya dipakai buat minuman. Dipakai buat arak, buat tuak, cap tikus. Nah ini dialihkan, berhenti minum-minuman itu, alihkan membuat alkohol sanitizer untuk antiseptik," kata Tito dalam siaran langsungnya melalui akun Youtube resmi Kemendagri, Jumat (17/4/2020).
Bukan hanya alkohol, 'alat perang' Covid-19 lainnya juga ternyata diminati bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Hal tersebut bisa terjadi karena pandemi Covid-19 menyerang hampir menyerang 208 negara.
Dari hasil penelitian komisi kesehatan China, Covid-19 disebut bisa mati oleh ultraviolet, suhu 56 derajat celcius selama 30 menit, disinfektan, sabun dan deterjen penghancur lemak.
Dari 'alat-alat perang' yang disebutkan tadi, Tito menilai kalau Indonesia cukup memiliki bahan dasarnya. Semisal sabun yang dibuat dari minyak kelapa sawit. Di sisi lain, Indonesia adalah produsen nomor satu di dunia untuk minyak kelapa sawit.
Dengan begitu menurut mantan Kapolri RI tersebut Indonesia berpeluang menciptakan alat-alat perang melawan Covid-19. Dari hasil penelitian timnya saja, permintaan untuk alat-alat perang tersebut sangat tinggi di daerah.
"Mereka punya anggaran tapi barangnya kesulitan," ucapnya.
"Ini sebenarnya potensi bisnis yang luar biasa untuk membantu ekonomi kita. Bukan hanya dalam negeri yang demandnya tinggi, tapi seluruh dunia, 208 negara sudah terkena pandemi Covid-19," sambungnya.
Baca Juga: Dokter: Waspada Hand Sanitizer dengan Kandungan Alkohol Terlalu Tinggi
Oleh karena itu, Tito melanjutkan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada industri apapun yang bisa diversifikasi guna membuat alat-alat perang tersebut untuk bisa membantu masyarakat mencegah Covid-19.
Selain membantu, ia juga menilai pelaku industri bisa merebut peluang bisnis dalam dan luar negeri.
Berita Terkait
-
Dokter: Waspada Hand Sanitizer dengan Kandungan Alkohol Terlalu Tinggi
-
Hati-hati, Hand Sanitizer Berbasis Alkohol Berdampak Buruk pada Anak-anak
-
Viral, Balita di Karawang Terbakar Gegara Pegang Hand Sanitizer
-
Penjual Hand Sanitizer di Bekasi Ditangkap Polisi, Alasannya Musim Corona
-
Efek Corona, Penjual Botol Hand Sanitizer Lari Manis
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional