Suara.com - Warga Palestina geram kebijakan lockdown membuat kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) melonjak. Mereka pun protes terhadap pemerintah.
Dilansir Aljazeera, Selasa (20/4/2020), baik perempuan dan laki-laki Palestina menyerukan protes dengan cara memukul berbagai peralatan dapur di jendela rumah masing-masing.
Menurut Tal'at, organisasi feminis independen yang mengorganisir demo, 11 wanita Palestina telah terbunuh akibat KDRT sepanjang tahun ini.
Ironisnya, lima korban meninggal baru terjadi saat pemerintah Palestina memberlakukan lockdown di awal Maret, sebagai antisipasi penyebaran virus Corona Covid-19.
Menurut aktivis Tal'at, Soheir Asaad, berdiam diri di rumah tak selamanya menjadikan perempuan Palestina aman.
Terkadang, rumah bisa menjadi 'neraka' lantaran tingginya potensi KDRT.
"(Lockdown) artinya Anda akan tinggal bersama orang yang bisa saja mengakhiri hidup Anda," ujar Assad.
Peningkatan jumlah kasus KDRT maupun jenis kekerasan lainnya, seperti kekerasan seksual, juga ditunjukan oleh data yang dihimpun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Assiwar.
Assiwar mencatat dalam beberapa pekan terakhir, panggilan telepon terkait kasus-kasus KDRT di Palestina meningkat sekitar 30 persen.
Baca Juga: Top 5 Olahraga: Line-up Sementara Pebalap MotoGP 2021, Devin Dikecam Publik
Lembaga lain seperti Masyarakat Wanita Kerja untuk Pembangunan Palestina (PWWSD) juga mencatatkan peningkatan panggilan telepon.
Hotline konseling mereka menerima 924 panggilan dari 22 Maret hingga 15 April.
Lamia Naamne, pemimpin Assiwar dan aktivis pembela hak-hak perempuan Palestina, mengungkapkan sebagian besar permohonan bantuan berkaitan dengan perempuan yang menerima ancaman pembunuhan.
"Ada seorang wanita yang melakukan obrolan dengan kami lewat Facebook Messenger. Dia mengaku diancam, dipukul, dan kami harus mengirim polisi untuk membawanya ke tempat yang aman," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Australia Lockdown, Kanguru Lompat-lompat Hingga Pusat Perbelanjaan
-
Menyedihkan! TKI Tiap Hari Makan Nasi Busuk karena Negara Majikan Lockdown
-
Imam Masjid di Nigeria Ditangkap karena Tetap Gelar Salat Jumat
-
TKI Banten di Tengah Corona: Makan 3 Kali Seminggu Pakai Nasi Busuk
-
Lebanon Lockdown, Jutaan Warga Terancam Kelaparan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025