Suara.com - Memasuki minggu kedua lockdown, pelaku bisnis belanja daring di Singapura mulai melihat adanya lonjakan permintaan.
Sebagai informasi, Singapura kini menjadi negara kasus positif Covid-19 tertinggi di ASEAN dengan angka 6.588 pada Minggu (19/4/2020).
Mengutip dari Asiaone.com, warga Singapura memiliki setidaknya 40 platform belanja daring, termasuk sejumlahmerek populer seperti RedMart, Shopee, dan Ea Mart.
Sejumlah laman belanja daring ini menjual aneka bahan segar dan menawarkan layanan pesan antar bagi pembelian atas $50 atau setara dengan Rp 545 ribu.
Sejumlah platform belanja daring pun kewalahan ditandai munculnya kendala seperti kekurangan staf, mobil pengiriman, hingga stok persediaan.
Marketfresh, salah satu platform belanja daring, mengabarkan telah mencapai kapasitas pemesanan hingga akhir April.
Untuk itu, pihaknya mengambil opis menggunakan kurir pihak ketiga guna mengurangi beban pengiriman dan pelanggan tak akan dikenakan biaya tambahan terkait kebijakan ini.
Dikatakan Khor Chin Puang, pendiri Marketfresh, pesanan selama pandemi ini telah meningkat hingga tiga kali lipat. Sejak pekan lalu, mereka telah menangani sejumlah 60 pesanan setiap harinya.
Senada, Chee Song Foods, retail skala kecil yang menjual daging dan makanan beku bersertifikat halal, membeberkan telah mengalami peningkatan pemesanan hingga 45 persen sejak mimggu pertama Singapuran menaikkan status menjadi tertinggi kedua.
Baca Juga: Jokowi Larang Mudik, MTI: Larang Juga Angkutan umum dan Pribadi Beroperasi
"Kami tidak memiliki cukup truk untuk mendistribusikan pesanan yang meningkat ini. Untuk itu kami bekerja sama dengan beberapa mitra logistik," kata Jeffery Loh, Direktur Chee Song Foods.
Retail skala kecil lain seperti Dei dan Halal Mart SG juga terpantau menyematkan pesan melaui website, menyatakan bahwa tengah mengalami peningkatan pesanan sehingga berakibat pada tertundanya pengiriman produk.
Sementara platform Cold Storage dan RedMart pada Minggu (19/4) siang, mengabarkan bahwa sementara ini tidak ada ketersediaan layanan pesan antar dan meminta pembeli untuk memesan di lain hari.
Berbagai kendala pengiriman belanja daring ini membuat beberapa warga memilih untuk berbelanja langsung ke toko.
Salah satu warga Singapura, Cammie Chua (32), mengatakan dirinya mengalami kendala saat melakukan check out di laman belanja daring. Alhasil, dia pun lebih memilih untuk bertandang langsung ke supermarket.
"Aku bisa memesan bahan yang kubutuhkan, tapi tidak ada layanan pengiriman ke daerahku," kata Chua.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Prabowo Desak Akhiri Konflik Palestina-Israel: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian!
-
Prabowo Desak Dunia Akui Palestina: Janji Indonesia Siap Akui Israel
-
Tutup Pintu Damai, Ridwan Kamil Pilih Tak Hadir Saat Mediasi dengan Lisa Mariana di Bareskrim
-
Tak Hanya Obat Palsu, BPOM Perketat Pengawasan Kosmetik dan Skincare Ilegal
-
Kepala BPOM Jawab Surat Terbuka Nikita Mirzani : Siap Jadi Saksi, Asal Diminta Hakim
-
Harta Wahyudin Moridu Minus Rp 2 Juta, KPK Ingatkan Pejabat Jujur LHKPN
-
"Negeri Ini Disandera!": Erros Djarot Bongkar Dominasi Ketua Umum Partai dan Oligarki di Indonesia
-
9 Bulan Berjalan, Kepala Badan Gizi Nasional Sebut Sudah 4700 Siswa Keracunan MBG
-
BPOM dan PSI Perangi Obat Palsu, Libatkan Marketplace hingga Interpol
-
Rezim Jokowi Rusak Peradaban? Erros Djarot Bongkar Borok Nepotisme dan Buzzer di Lingkar Kekuasaan