Suara.com - Penerapan lockdown akibat pandemi virus Corona membawa petaka. Seorang pekerja migran berusia 12 tahun meninggal setelah berjalan kaki 100 kilometer untuk pulang ke rumah.
Jamalo Madkam merupakan satu dari banyaknya anak-anak di India yang terpaksa turun ke jalan untuk mencari nafkah akibat kemiskinan ekstrim yang terjadi.
Wabah virus Corona Covid-19 yang melanda India, membuat Jamalo yang biasa bekerja di negara bagian Telangana, kehilangan pekerjaan.
Mendapat kondisi yang sulit dan kerap kelaparan, membuat perempuan kecil dan 12 pekerja migran lainnya memutuskan pulang kampung ke Chattisgarh dengan berjalan kaki.
Nahas perjalanan jauh sepanjang 100 kilometer, nyatanya terlalu berat untuk Jamalo.
Dia kelelahan hingga dinyatakan tewas saat perjalanan ke rumah hanya menyisakan 11 km lagi.
Petugas Medis Distrik Bijapur, Dr. B. R. Pujari mendiagnosa kematian Jamalo Madkam dikarenakan kombinasi kelelahan dan kekurangan cairan tubuh.
Karena datang dari negara bagian Telengana, yang telah mencatatkan kasus positif Covid-19, jenazah Madkam sempat di tes dan hasilnya negatif virus Corona.
"Gadis itu diduga telah meninggal karena ketidakseimbangan elektrolit dan kelelahan, karena kelompok itu telah berjalan tiga hari," kata Pujari seperti dilansir Gulfnews, Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: Terisolasi di Antartika, Koki Ini Beruntung Terhindar dari Virus Corona
"Mereka berjalan melalui hutan, dan di satu tempat, dia sempat terjatuh," tambahnya.
Menurut Andoram, Ayah Jamalo, gadis semata wayangnya itu meninggalkan Telangana pada 16 April, sebelum akhirnya tiba di rumah dalam keadaan sudah meninggal.
"Mereka memutuskan untuk kembali setelah menyadari bahwa lockdown telah diperpanjang dan mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan di sana," tutur Andoram.
Berita Terkait
-
1 Toilet Per 1.230 Orang, Pemukiman Kumuh Ini Jadi Sasaran Empuk Corona
-
Jeritan Pekerja Migran India Saat Covid-19, Tak Bisa Pulang dan Kelaparan
-
Beredar Surat dari Suami Yuli, Klaim Istri Meninggal Bukan karena Kelaparan
-
Puluhan Jurnalis Positif Corona di Mumbai, Jumlahnya Masih Bisa Bertambah
-
Duit Habis saat Lockdown, 6 Turis Hidup dalam Gua selama 25 Hari
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Setelah Bikin Blunder, KPU Minta Maaf karena Aturan Rahasia Ijazah Capres
-
Uang Pengembalian Khalid Basalamah Berubah Jadi Sitaan Korupsi Kuota Haji? KPK: Nanti Kami Jelaskan
-
Gen Z Pemilik Second Account Ketar-ketir! Komdigi Kaji Usulan 1 Orang 1 Akun Medsos
-
Didukung Senior dan Mayoritas DPW, Eks Mendag Agus Suparmanto Dideklarasikan Maju Jadi Caketum PPP
-
Menpar Widiyanti Disebut Mandi Pakai Air Galon Saat ke Pelosok
-
Mendagri Bagikan 2.000 Paket Sembako Kepada Warga Tanah Tinggi Dalam Peringatan HUT ke-15 BNPP
-
Kata-kata Menkeu Purbaya: Jangan Fomo soal Investasi! Doyan Belanja Gak Apa-apa Asal Sesuai Kantong
-
Siswi 13 Tahun Tewas Gantung Diri di Cipayung, Polisi Dalami Dugaan Bullying
-
Misteri Kursi Menko Polkam: Istana Bungkam, Nama Jenderal Purnawirawan Bintang Tiga Ini Santer
-
Teka-teki Menko Polkam Baru: Nama Mahfud MD hingga Letjen Purn. Djamari Chaniago Mencuat