Suara.com - Jumlah warga yang meninggal akibat virus corona atau Covid-19 masih bertambah dari hari ke hari. Kenyataan ini menyisakan kisah tersendiri bagi petugas pemulasaran jenazah pasien virus corona.
Seperti Sahrul, petugas yang menceritakan pengalamannya ketika merawat jenazah berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun positif virus corona.
Petugas Instalasi Pemulasaran Jenazah (IPJ) di RSPI Sulianti Saroso itu mengaku, setidaknya dirinya telah mengurus 30 jenazah sejak pemerintah mengumukan kasus pandemi virus corona di bulan Maret.
Selama bertugas, ia dan dua petugas pemulasaran lainnya harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap dan berpacu dengan waktu yang relatif singkat.
Terlebih seperti yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan, proses pemulasaran jenazah hanya diberikan waktu 4 jam.
"Prosesnya memang makan waktu. Kami harus betul-betul teliti, betul-betul sebersih mungkin. Jangan sampai ketinggalan ini-itu, desinfektan kurang atau apa," ujar Sahrul kepada BBC.com -- jaringan Suara.com, Minggu (27/4/2020).
Sementara itu, menurut pengakuan Sahrul, hal pertama yang harus dilakukan saat memuliakan jenazah yakni memindahkannya ke ruang pemulasaran untuk dimandikan atau ditayamumkan bila keadaan tidak memungkinkan.
Selama proses tersebut, ia mengaku sering mengalami dehidrasi dan kekurangan oksigen lantaran mengenakan APD sesuai prosedur.
"Kami memakai masker N95, masker bedah dalam waktu dua sampai tiga jam. Kami kekurangan cairan, oksigen, keringat semua bercucuran karena pakai apron panas sekali," sambungnya.
Baca Juga: Aksi Sosial Para Driver Gojek Diapresiasi Kaka Slank
Setelah membersihkan jenazah, Sahrul dan petugas lainnya pun harus memindahkan jenazah ke kantong dan peti mati yang sudah disediakan.
Proses ini menurut Sahrul menjadi tantangan yang cukup berat. Sebab, beberapa jenazah yang meninggal rata-rata berbobot di atas 70-80 kilogram, sedangkan belum tersedia fasiltas untuk proses pemindahan jenazah.
"Itu yang membuat kami kadang kerepotan," ungkap Sahrul.
Ikut Mensalatkan
Pengorbanan Sahrul pun tak cukup sampai di situ. Ia juag mengaku kini turut mensalatkan jenazah yang beragama muslim.
Sahrul yang semula tak pernah ikut mensalatkan jenazah di rumah sakit, kini merasa memiliki kewajiban untuk melakukannya.
Berita Terkait
-
Kasus Covid-19 di Rusia Lampaui China, Bagaimana dengan Indonesia?
-
Minta Maaf ke Warga, Kasus Nasi Anjing Yayasan Qahal Tetap Diproses Polisi
-
Empat Penyakit Ini Perparah Kematian Akibat Corona di Indonesia
-
Miris, Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia Usai 4 Kali Ditolak Tes Covid-19
-
Jadi Sukarelawan Vaksin Covid-19, Ilmuwan: Saya Percaya Pada Vaksin Ini
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama