Suara.com - Semenjak pandemi virus corona, harga masker mengalami lonjakan, pun terkadang sulit dicari.
Hal ini menimbulkan permasalahan tersendiri bagi warga dengan ekonomi kecil dan memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan di luar rumah.
Pasalnya, beberapa negara kini mulai mewajibkan pemakaian masker bagi warga yang beraktivitas di luar rumah guna menekan sebaran Covid-19.
Kondisi pandemi dan aturan memakai masker membuat Hayatullah Khan kebingungan.
Mengutip dari laman Asia One, Khan merupakan seorang pekerja asal Afghanistan yang penghasilannya turun dihantam corona.
Guna menyambung ekonomi keluarganya, Khan tidak punya pilihan lain selain pergi meninggalkan rumah untuk bekerja.
Tapi di lain sisi, ia merasa kesulitan untuk membeli masker mengingat penghasilannya yang tidak banyak.
"Saya mendapatkan kurang dari 100 afghani (Rp 20.000) hari ini. Apa yang harus saya lakukan?," kata Khan kepada Reuters.
"Apakah saya harus membeli masker atau makanan untuk keluarga saya?," sambungnya.
Baca Juga: Takut Diusir Warga, Tenaga Medis RS Kariadi yang Sembuh Covid Enggan Pulang
Memakai masker di tempat umum kini merupakan hal wajib di negara-negara seperti India, Pakistan, Sri Lankan, Afghanistan, dan Bangladesh. Tingginya permintaan pasar akan masker pun membuat harga mengalami lonjakan.
Naiknya harga masker tentu saja membuat orang-orang berpenghasilan kecil seperti Khan dirundung dilema.
Apakah dia harus membeli masker guna melindungi diri dari virus, tapi cukup menguras penghasilannya, atau tidak membeli masker tapi melanggar aturan yang ada.
Hashan, seorang warga yang tinggal di daerah kumuh di kota Kolombo, Sri Lanka, juga merasakan kesulitan membeli masker lantaran harganya yang mahal.
"Sebelumnya kami membeli masker sekali pakai seharga 15 rupee (Rp 1.195), tapi kini tak ada yang menjual dengan harga itu, beberapa menjualnya seharga 75 rupee (Rp 5.989)," kata Hashan.
Alhasil, sambung Hashan, dia dan sebagian besar orang di daerahnya lebih memilih menggunakan masker buatan sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Korban Kriminalisasi PT Position Minta Prabowo Bebaskan Mereka: Bapak Jadi Presiden karena Kami!
-
KPK Ungkap Mayoritas Biro Perjalanan Haji Bermasalah Berada di Pulau Jawa
-
Iming-imingi Ojol Uang Rp500 Ribu jika jadi Mata-mata Polisi, Polda Metro: Tantangan Makin Berat
-
Agus Suparmono Dapat Dukungan Eks Ketum Romi dan Wagub Jateng Jelang Muktamar X PPP
-
Janji Bantu UMKM Ortu Siswa, BGN: Tujuan MBG Bangkitkan Ekonomi Lokal, Bukan Memperkaya Konglomerat!
-
Nanik S Deyang Nangis-Nangis Soal MBG, Jejak Digital Bikin Publik Geram
-
Menu MBG Spageti-Burger Dikritik Ahli Gizi, BGN: Kreativitas SPPG, Biar Siswa Gak Bosan Makan Nasi
-
Sosok Bapak J Ketua Dewan Pembina PSI Belum Terungkap, Kaesang: Politisi dan Pengusaha
-
Melawan Kriminalisasi PT Position: JATAM Minta Komnas HAM Bela 11 Masyarakat Adat Maba Sangaji
-
Dipuji Brand Baru, Aksi Jokowi Tiru Gaya Prabowo Gebrak Podium PBB Malah Banjir Cibiran: Penjilat!