Suara.com - Deputi Penerangan Masyarakat Satgas Lawan Covid-19 DPR RI Arteria Dahlan meluruskan ihwal polemik terkait pembagian obat tradisiobal Herbavid-19 kepada pasien positif Covid-19.
Arteria mengatakan, obat tersebut dibagikan oleh satgas secara gratis karena dipercaya ampuh mengobati pasien terpapar virus corona.
"Perlu untuk diinformasikan bahwa Herbavid-19 diberikan secara cuma-cuma kepada pasien Covid-19, baik yang dirawat di rumah sakit, puskesmas, maupun yang menjalani karantina mandiri. Herbavid-19 hanya sebagian kecil dari beberapa item bantuan satgas, Pak Dasco Sufmi Ahmad selaku Koordinator Satgas selalu mengingatkan agar kami semua tetap istikamah," tutur Arteria dalam keterangannya, Jumat (1/5/2020).
Arteria mengatakan dalam mengedarkan obat tersebut secara gratis, Satgas Lawan Covid-19 DPR RI telah menjalani tahapan sesuai prosedur.
"Bahkan Herbavid-19 juga telah teregistrasi dan memperoleh izin edar dari Badan Penawasan Obat dan Makanan (BPOM). Teregistrasi dengan nomor TR203643421 tertanggal 30 April 2020. Semoga dapat menyudahi polemik dan menambah semangat satgas dan para dokter dan petugas medis lainnya untuk semakin masif melakukan kerja-kerja kemanusiaan memerangi pandemik Covid-19," kata Arteria.
Sebelumnya, Koordinator Satgas Lawan Covid-19 DPR Sufmi Daco Ahmad menjawab ihwal sikap Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu) yang merasa keberatan atas kegiatan impor jamu dari China. Apalagi diketahui jamu impor tersebut turut dibagikan cuma-cuma untuk penderita Covid-19
Adapun protes dari GP Jamu ditujukan kepada Satgas Lawan Covid-19 sebagai pihak yang mengimpor jamu asal China tersebut.
Terkait protes itu, Dasco menjelaskan bahwa impor jamu dilakukan semata-mata demi membantu pasien terpapar Covid-19. Ia meminta niat baik para Dewan yang tergabung dalam Satgas tidak dijadikan polemik.
"Sebenarnya ini perlu diperjelas supaya jelas. Jangan dijadikan polemik karena ini kan niat murninya mau bantu. Emang dikira enggak pakai biaya. Kan kita bagi-bagiin gratis biayanya cukup mahal," kata Dasco kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).
Baca Juga: Jawab Protes Pengusaha, Satgas Covid-19 DPR Bantah Impor Jamu dari China
Sementara itu, Deputi Hukum dan Advokasi Satgas Lawan Covid 19 DPR RI, Habiburokhman membantah pihaknya yang disebut telah mengimpor jamu dari China untuk kemudian dibagikan gratis ke rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
Sebelumnya, pernyataan protes Stagas Covid-19 yang disebut sudah mengimpor jamu asal China disampaikam oleh Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu).
"Yang pertama bahwa benar kami membagikan jamu herbal Herbavid 19 kepada sejumlah rumah sakit secara gratis alias tidak diperjual-belikan. Biaya produksi jamu tersebut bukan anggaran negara karena Satgas Lawan Covid 19 memang bentuk charity atau aksi kemanusiaan anggota DPR. Akan tetapi tidak benar jika obat herbal disebut impor dari China," tutur Habiburokhman dalam keterangannya, Selasa (28/4/2020).
Habiburokhman kemudian memberikan penjelasan mengenai Herbavid 19 yang ia sebut merupakan obat herbal yang juga dibuat industri lokal di Indonesia. Ia mengatakan, bahan obat tersebut asa 11 jenis, di mana 8 jenis terdapat di Indonesia, sementara 3 bahan lainnya yang tidak terdapat di Indonesia harua diimpor dari China.
"Tiga bahan obat tersebut harus digunakan karena mengacu kepada publikasi jurnal ilmiah internasional untuk obati Covid-19, meramu obat herbal itu kan harus ada dasar ilmiahnya," ujarnya.
Berita Terkait
-
Arteria: Bubarkan Stafsus Milenial, Saya Dulu Muda Tak Rampok Uang Rakyat
-
DPR ke KPK: Tolong Usut, Ruangguru di Kartu Prakerja itu Korupsi!
-
Jawab Protes Pengusaha, Satgas Covid-19 DPR Bantah Impor Jamu dari China
-
Diprotes karena Lebih Memilih Impor Jamu China, DPR: Salahnya di Mana Sih?
-
Komisi III Apresiasi Peran Polri dalam Penanganan Virus Corona
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO