Suara.com - Karantina wilayah di India dengan penduduk 1,3 miliar diperpanjang dua minggu lagi sampai tanggal 18 Mei, di tengah terus meningkatnya kasus Covid-19 di negara itu. Pemerintah India mengeluarkan peraturan baru yang dikeluarkan Jumat (01/05) dengan penerapan sistem zonasi merah, hijau dan oranye.
Zona merah berarti daerah paling terdampak, dan langkah melonggarkan akan dipertimbangkan pemerintah di daerah yang dianggap kurang berbahaya atau zona hijau.
India melakukan lockdown sejak 24 Maret, dengan lebih dari 35.000 kasus positif Covid-19 secara nasional. Pernyataan kementerian dalam negeri menetapkan perpanjangan sampai 18 Mei, dan menyebutkan terdapat "kemajuan penting terkait kondisi Covid-19".
Paling tidak 1.100 orang meninggal di India namun banyak kalangan percaya, jumlah kasus infeksi dan kematian jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.
24 Maret lalu, karantina wilayah ini dimulai dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan saat itu kepada penduduk India yang berjumlah sebanyak 1,3 miliar jiwa, bahwa satu-satunya cara menyelamatkan mereka dari virus corona adalah untuk tidak bepergian.
"Akan ada larangan total untuk keluar dari rumah Anda," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (24/03).
"Seluruh negeri akan lockdown, lockdown total," ujarnya kemudian.
Dia mengimbau agar orang-orang tidak panik--tetapi orang banyak dengan cepat menyerbu toko-toko di ibu kota, Delhi, dan kota-kota lain, sebelum peraturan berlaku.
Belum jelas apakah nantinya warga boleh ke luar rumah untuk sekedar membeli makanan dan kebutuhan pokok lainnya, setelah aturan itu diterapkan. Karantina wilayah ini ditempuh setelah terjadi peningkatan tajam kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Tercatat ada 519 kasus yang dikonfirmasi di seluruh India dan 10 kematian.
Baca Juga: Virus Corona di Kremlin: Perdana Menteri Rusia Positif Covid-19
India--yang memiliki populasi 1,3 miliar--bergabung dengan daftar negara yang memberlakukan kebijakan lockdown. Adapun di seluruh dunia, terdapat lebih dari 400.000 kasus positif, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat. Korban meninggal mencapai lebih dari 18.000 ribu orang.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan karantina wilayah dilakukan "untuk menyelamatkan setiap warga negara".
Modi memperingatkan bahwa jika India tidak "menangani 21 hari ini dengan baik, maka negara kita ... akan mundur 21 tahun."
"Kita harus membayar biaya ekonomi ini, tetapi [itu] adalah tanggung jawab semua orang."
Dua kemudian mengunggah status di akun Twitter-nya untuk memperingatkan bahwa pembelian barang secara berlebihan hanya akan menyebarkan penyakit. Dia mengatakan pemerintah akan memastikan pasokan.
Akan tetapi, di Delhi dan pusat keuangan Mumbai, orang-orang yang khawatir akan kekurangan pasokan, cepat-cepat memadati toko dan apotik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Ayah Prada Lucky Dilaporkan ke Denpom, Diduga Langgar Disiplin Militer Gegara Hal Ini
-
Prabowo Tegas Bantah Dikendalikan Jokowi: Aku Hopeng Sama Beliau, Bukan Takut!
-
Pamer KTA Palsu Dalih Tangkap Orang di Kalijodo, Polisi Abal-abal Gondol HP hingga Motor Abang Ojol
-
KPK Sita Aset Satori: Dari Ambulans hingga Kursi Roda Diduga Dibeli Pakai Uang Haram
-
Formappi: Putusan MKD DPR RI Mengecewakan, Abaikan Pelanggaran Etik Cuma Fokus pada Hoaks
-
Modal Airsoft Gun, Dandi Ngaku Reserse Narkoba Polda Metro, Sikat Motor-HP Ojol di Penjaringan
-
Ratusan Insan Sinar Mas Tuntaskan Pendidikan Komponen Cadangan
-
Dikirim ke Bali, ASN Terlibat Modus Baru Peredaran Ganja Lewat Kerangka Vespa
-
Pencarian Berakhir Pilu: Jasad Mahasiswa KKN UIN Semarang Ditemukan 10 Km dari Lokasi Hanyut
-
Detik-detik Kakak Adik di Kendal Ditemukan Lemas, 2 Minggu Jaga Jasad Ibu Cuma Minum Air Putih