Suara.com - Kasus kematian akibat CVOID-19 di Inggris semakin bertambah, bahkan menggeser Italia sebagai negara dengan korban jiwa terbanyak di Eropa akibat virus tersebut.
Menurut data Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatat lebih dari 7.000 kematian di Inggris dan Wales dalam seminggu hingga 24 April, sehingga total korban jiwa di Inggris 32.313 kasus, seperti dilansir dari Reuters.
Sedangkan menurut data yang dikeluarkan Worldometers hingga Rabu (06/05), kasus positif di Inggris mencapai 194.990 dan terdapat 29.427 kasus kematian, bertambah 693 kasus dari hari sebelumnya.
Dari data yang dikeluarkan Worldometers, jumlah kasus kematian Inggris memang hingga saat ini terbanyak di Eropa. Di susul dengan Italia yang mencatatkan kasus kematian sebanyak 29.315.
Jumlah penambahan kasus positif di Inggris juga masih mengalami kenaikan. Bahkan dari data tersebut menunjukkan adanya penambahan sebanyak 4.406.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri, Dominic Raab mengatakan harus memiliki data internasional yang komprehensif tentang kasus kematian akibat COVID-19 ini.
"Saya tidak mengira kita akan mendapatkan vonis nyata tentang bagaimana usaha yang dilakukan negara hingga pandemi berakhir, dan terutama sampai kita mendapatkan data komprehensif internasional tentang semua penyebab kematian ini," ujar Menteri Luar Negeri, Dominic Raab.
Menurut politisi oposisi, data-data tersebut menunjukkan bahwa pemerintah terlalu lamban dalam penanganan kasus COVID-19. Terutama dalam hal penyediaan peralatan pelindung yang cukup bagi rumah sakit dan melakukan tes massal.
"Saya akan kagum jika kita berpikir: ya kita bisa melakukan sesuatu yang berbeda (untuk menangani kasus COVID-19)," ujar kepala penasihat ilmiah pemerintah, Patrick Vallance.
Baca Juga: Azan Pertama Kali Berkumandang di Tengah Lockdown Inggris
Menurut Prof Carl Heneghan dari Oxford University, membandingkan jumlah data kematian dengan negara lain itu tidak sepenuhnya baik, harus dilihat mengenai jumlah populasi yang ada di negara tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu