Suara.com - Para ulama ahlus sunnah wal jamaah dari berbagai pondok pesantren banyak yang telah mempublikasikan pengajian Ramadan 2020 melalui media sosial secara live, akibat wabah virus corona covid-19.
Disebut unik karena pada umumnya para pengasuh pondok pesantren seperti enggan menggunakan teknologi informasi termutakhir jika menyangkut aktivitas pengajiannya.
Hal ini berbeda dengan ustaz-ustaz perkotaan yang giat melakukan dokumentasi dan publikasi kegiatan mereka.
Karenanya, tidak heran masyarakat awam lebih banyak mendapatkan materi keagamaan dari para ustaz perkotaan melalui media sosial daripada para ulama pengasuh pondok pesantren yang menguasai berbagai bidang keilmuan Islam.
Ini fenomena menarik karena menunjukkan adanya perubahan cara pandang dalam menyikapi perkembangan teknologi.
Ada pandangan umum yang menganggap tabu penggunaan teknologi informasi seperti media sosial untuk menyebarkan ilmu agama.
Alasannya sering kali bersifat etis, seperti anggapan belajar harus bertemu langsung dengan guru, hilangnya keberkahan ilmu, dan lain sebagainya.
Hal-hal ini tentu tidak berkaitan dengan aspek transfer pengetahuan sendiri, tetapi lebih berkaitan dengan etika berpengetahuan yang sangat diperhatikan oleh kalangan pesantren.
Terkadang, etika berpengetahuan dianggap lebih penting daripada pengetahuan itu sendiri.
Baca Juga: Pernah Janji Ngaji Bareng, Gus Miftah: Saya Bersaksi Mas Didi Orang Baik
Maraknya pengajian online livestreaming dalam bentuk pembacaan kitab-kitab kuning tidak dapat dilepaskan dari konteks hari ini di mana pandemi Covid-19 melanda seluruh penjuru dunia.
Termasuk Indonesia. Kalangan pondok pesantren juga terdampak karena merebaknya Covid-19.
Para santri dipulangkan lebih awal dan diwajibkan mengikuti arahan pemerintah untuk melakukan phisycal distancing, menjaga jarak dan tetap berada di rumah.
Ketika bulan Ramadan tiba, biasanya para santri akan mengikuti pengajian kilatan; pembacaan kitab-kitab ulama terdahulu dalam jangka waktu sekitar sebulan selama Ramadan.
Situasi pandemi membuat para santri tidak diperbolehkan mendatangi pondok pesantren untuk sekedar mengikuti kegiatan kilatan.
Ini tentu membuat para santri yang haus ilmu agama merasa kehilangan dan kecewa.
Berita Terkait
-
Seluruh Transportasi RI Dibuka 7 Mei Besok Pasca Pembatasan Wabah Corona
-
Kasihan dengan PKL, Mojokerto Longgarkan Jam Malam saat Wabah Corona
-
Kisah Kenyo, Sang Juru Cukur Rambut dan Pijat Refleksi Api di Tengah Corona
-
Api Pemijat Kenyo yang Tak Mau Padam di Tengah Wabah Corona
-
Menristek: Jenis Covid-19 di Indonesia adalah Tipe yang Belum Dikenali
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
Terkini
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025