Suara.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Sohibul Iman menanggapi langkah pemerintah membolehkan pekerja berumur di bawah 45 tahun bekerja kembali saat pandemi corona alias Covid-19.
Sohibul Iman mengatakan, langkah tersebut cukup berisiko menjadi pembawa virus corona bagi orang lain. Sohibul bilang ngeri-ngeri sedap pak Jokowi, atas kekhawatirannya tersebut.
Bahkan, Sohibul Iman sampai menuliskan ngeri-ngeri sedap pak Jokowi, saking khawatirnya dengan risiko penularan dari pekerja di bawah 45 tahun yang boleh bekerja kembali.
Presiden PKS itu mengamini pekerja dengan umur di bawah 45 tahun punya tingkat kekebalan tubuh yang lebih baik dibanding pekerja usia lebih tua, namun pekerja di bawah 45 tahun ini berisiko banget.
Menurutnya, pekerja kategori ini bisa terpapar corona tapi tanpa gejala mengingat tubuh lebih imun. Sehingga Sohibul khawatir, nanti pekerja berumur di bawah 45 tahun ini menjadi orang tanpa gejala alias OTG.
“Ini ngeri-ngeri sedap pak @jokowi. Betul mereka yang usia di bawah 45 tahun umumnya lebih kebal. Sekalipun terpapar virus mereka tidak tunjukan gejala (orang tanpa gejala alias OTG). OTG ini potensial jadi carrier yang tidak terdeteksi. Meeka bisa sebarkan virus ke mana-mana. Ngeri kali pak,” tulis Sohibul dikutip laman Hops.id--jaringan Suara.com--, Selasa 12 Mei 2020.
Langkah pemerintah membolehkan pekerja berumur di bawah 45 tahun bekerja lagi bukaan tanpa alasan.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Mardono mengatakan kelompok pekerja berumur di bawah 45 tahun tersebut mendapatkan ruang untuk kembali beraktivitas dengan catatan tidak memiliki gejala Covid-19.
Apalagi, berbagai data menunjukkan bahwa kelompok ini tidak masuk dalam kelompok rentan. “Kelompok ini kita berikan ruang aktivitas lebih banyak sehingga potensi terkapar PHK kita kurangi,” kata Doni dalam konferensi video pada Senin 11 Mei 2020.
Baca Juga: Presiden PKS Sohibul Iman tanggapi penangguhan visa umroh dari Arab Saudi
Doni mengatakan, kelompok pekerja usia di bawah 45 tahun rata-rata punya fisik yang sehat, mobilitasnya tinggi dan kalau pun terpapar, kelompok pekerja ini belum tentu sakit. Beda halnya dengan kelompok warga atau pekkerja usia 60 tahun ke atas, Doni mengatakan, merekka punya risiko kematian terkena Covid-19 mencapai 45 persen.
Sedangkan kelompok pekerja rentang usia 46 sampai 56 tahun, menurut Doni, punya penyakit pendamping atau kormobitas antara lain darah tinggi, jantung sampai penyakit paru obstraksi kronis akibat merokok.
Doni mengatakan langkah pemerintah membolehkan pekerja untuk bekerja lagi untuk mencegah potensi PHK pekerja karena pandemi Covid-19.
Menurut Doni, langkah pemerintah untuk mengerem PHK pekerja juga dilakukan oleh negara-negara di dunia lainnya saat masa krisis Covid-19.
Saat ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berupaya keras bagaimana menjaga keseimbangan tidak ada masayarakat yang terpapar virus, tetapi juga tidak ada yang terkapar karena PHK,” kata Doni.
Selain membolehkan pekerja kkerja kembali, pemerintah membukka transportasi namun dengan persyaratan ketat.
Berita Terkait
-
Bayar Zakat ke Baznas, Jokowi: Untuk Bantu Warga Terdampak Covid-19
-
Jokowi dan Ma'ruf Amin Bayar Zakat Online ke Baznas
-
Jokowi Minta Manajemen Pengendalian PSBB Tak Terjebak Administrasi
-
Setuju Pelonggaran Berdasar Usia, DPR: Harus Disiplin Protokol Kesehatan
-
Wacana Relaksasi PSBB, Jokowi: Harus Hati-hati, Jangan Tergesa-gesa
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Malam Tahun Baru Jakarta Jadi Wadah Doa Lintas Agama Bagi Korban Bencana Sumatera
-
Polda Metro Jaya Catat Laporan Kejahatan Terbanyak Sepanjang 2025, Capai 74 Ribu Kasus
-
Alarm Narkoba di Jakarta: 27 Orang Terjerat Tiap Hari, 7.426 Kasus Terungkap Sepanjang 2025
-
Tutup Tahun 2025 di Lapangan, Presiden Prabowo Tinjau Pemulihan Bencana di Tapanuli Selatan
-
Kado Akhir Tahun, Pemprov DKI Gratiskan Transum Selama Dua Hari
-
PDIP Kecam Teror terhadap Pegiat Medsos dan Aktivis, Guntur Romli: Tindakan Pengecut!
-
Hari Terakhir Pencairan BLTS Rp900 Ribu, Kantor Pos Buka hingga Tengah Malam
-
Densus 88: Ideologi Neo Nazi dan White Supremacy Menyasar Anak Lewat Game Online!
-
Menteri Berulah, Presiden Menanggung Beban? Syahganda Desak Prabowo Gunakan Strategi Sun Tzu
-
Periksa 15 Saksi, KPK Duga Eks Kajari HSU Potong Anggaran Internal dan Cairkan Tanpa SPPD