Mahasiswa Clubing dan Kelompok Kecil Aktivis di Trisakti
Usman yang merupakan mantan ketua Senat Mahasisawa Fakultas Hukum Trisakti 1998-1999 itu mengungkapkan bahwa di awal dirinya berkuliah, mayoritas mahasiswa Trisakti memang merupakan kalangan yang memiliki latar belakang sosial dan kelas ekonomi menengah ke atas. Sebab menurut dia, ketika itu Trisakti merupakan kampus swasta termahal di Indonesia.
Bahkan Usman menyebut bahwa Trisakti sempat dianggap sebagai kampus apolitis dan gaul, berisi mahasiswa yang penuh dengan budaya pesta. Kendati begitu, di lain sisi masih ada kelompok kecil mahasiswa atau aktivis yang secara terus-menerus menghidupkan forum-forum diskusi di kampus Trisakti.
"Nah disinilah kelompok-kelompok kecil aktivis ini kemudian bertabrakan dengan tembok yang besar itu," ujar Usman.
Usman menyamapaikan bahwa menjelang pengerahan mahasiswa di awal 98 banyak perasaan dilematis semacam itu yang dirasakan mahasiswa, mulai dari persoalan keluarga, kampus hingga politik. Terlebih ketika itu, di era rezim orde baru kegiatan diskusi hingga aksi turun ke jalan merupakan hal yang tabu.
"Tidak mudah untuk bisa merayu kampus atau dosen untuk mengizinkan kegiatan-kegiatan yang ketika itu masih dibayangkan sebagai kegiatan yang tabu. Jadi membuat diskusi 2,3,5 orang itu sudah dicurigai Komunis. Ini kan kampus yang tadinya sangat dianggap kiri dianggap sarangnya Komunis tiba-tiba menjadi sangat anti Komunis di bahwa nama Trisakti," ujar Usman.
"Nah ini tentu tidak sehitam putih itu, ada banyak versi yang saya kira bisa dijelaskan," imbuhnya.
Usman menilai perasan dilema yang dirasakan mahasiswa 98 ketika itu umumnya juga dirasakan oleh generasi mahasiswa pada setiap zamannya. Seperti halnya kata dia, apa yang dirasakan oleh generasi mahasiswa saat ini ketika melakukan aksi demonstrasi bertajuk Reformasi Dikorupsi pada September 2019 lalu
"Saya berkali-kali ikut gabung ketika mereka menggelar aksi dan kelihatan sekali warnanya kurang lebih mirip apa yang dialami oleh kami ketika itu (tahun 98)," ungkapnya.
Baca Juga: Ahli Hukum Pidana Trisakti Sebut Penangkapan Tapol Papua Tidak Sah
"Tentu saja dalam film di balik 98 ini ada bumbu percintaan yang menurut saya tidak terlalu terhubung dengan persoalan politik yang mau dijelaskan," sambung Usman.
Berita Terkait
-
Suratnya Viral, Universitas Trisakti Beri Jokowi Gelar Putra Reformasi?
-
Tragedi Mei 1998: Isu SARA, Kerusuhan Massal sampai Penembakan Mahasiswa
-
Alumni Trisakti Putar Film Reformasi 1998, Soeharto dan Prabowo disoraki
-
Jokowi Berencana Hadiri Deklarasi Dukungan Alumni Universitas Trisakti
-
Eks Ketua Senat Tantang Prabowo Bicara Soal Tragedi Trisakti 98
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Minim Penerangan, Ragunan Janji Evaluasi Wisata Malam Tanpa Ganggu Satwa
-
Malam Perdana, Night at Ragunan Zoo Diserbu 3.713 Pengunjung: Kebanyakan Datang untuk Piknik
-
Polda Metro Jaya Mangkir, Sidang Praperadilan Aktivis Khariq Anhar Ditunda
-
Di Balik Janji Hijau, Dunia Didesak Bersihkan Tata Kelola Tambang
-
Survei Kepuasan Tinggi, Profesor LIPI Soroti Geng Solo dan Menteri 'Nilai Merah' di Kabinet Prabowo
-
Polisi Ungkap Alasan Tak Mau Gegabah Usut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Keluarga Korban Jadi Prioritas
-
Keracunan MBG Masih Terjadi, JPPI Catat Ribuan Orang Jadi Korban dalam Sepekan
-
Geger Kematian Siswa SMP di Grobogan, Diduga Dibully di Sekolah, Polisi Periksa 9 Saksi
-
Usut Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Anggota DPRD Mojokerto
-
Fakta Baru Kematian Siswa SMP Grobogan: Di-bully Lalu Diadu Duel, Tulang Tengkuk Patah