Suara.com - Seorang keluarga pasien yang baru saja dirawat di sebuah rumah sakit (RS) swasta di Kuala Lumpur, Malaysia melayangkan aksi protes. Ia dipaksa untuk membayar masker bedah yang digunakan anaknya selama dirawat di RS tersebut hingga sekitar Rp 700 ribu.
Seorang pria bernama Hilman membagikan bukti tagihan RS yang membuatnya marah. RS mengenakan biaya RM 201.60 atau sekitar Rp 700 ribu untuk 18 potong masker bedah yang digunakan anaknya selama menjalani perawatan di RS itu.
"Anda menagih saya RM201.60 untuk 18 potong masker bedah? Berarti Anda menagih saya RM 11.20 per potong? Serius?! Di mana etika dan profesionalisme Anda dalam menjalankan bisnis medis?" keluhnya seperti dialihbahasakan dari World of Buzz, Sabtu (16/5/2020).
Kemarahan Hilman bukan tanpa sebab. Di Malaysia, pemerintah membatasi harga tertinggi untuk sebuah masker adalah seharga RM 1.50 atau sekitar Rp 5 ribu. Namun, RS tersebut justru mematok harga masker RM 11.20 atau sekitar Rp 40 ribu per potongnya.
Hilman mengaku geram dengan tindakan RS yang seenaknya dalam memasang harga masker bedah. Terlebih saat ini masker bedah merupakan barang penting yang digunakan di RS.
Keluhan dari Hilman tersebut mendadak viral di media sosial dan menjadi sorotan publik. Pemerintah akan mengusut kasus tersebut dengan serius.
Dilaporkan Berita Harian, petugas dari Departemen Perdagangan dalam negeri dan Urusan Konsumen saat ini sedang menyelidiki kasus tersebut.
Direktur penegakan kementerian mengatakan, mereka akan menginvestigasi masker bedah yang dikenakan biaya tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari harga tertinggi masker bedah yang telah ditetapkan pemerintah.
Jika RS dinyatakan bersalah, maka seseorang akan dikenakan denda sebesar RM 500.000 atau Rm 1.000.000 untuk sebuah perusahaan.
Baca Juga: Heboh Kasus NF Slenderman dan Ada Masker Bisa Deteksi Virus Corona
Direktur memastikan akan mengusut tuntas kasut tersebut sebagai pengingat pada pihak lain agar tidak memasang harga masker bedah melampaui harga tertinggi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berita Terkait
-
Warga Tambora Positif Corona Tolak Isolasi di RS Wisma Atlet, Ini Alasannya
-
Teroris di RSIA, Zainab Kehilangan Bayi yang Ia Nanti Selama 7 Tahun
-
Dua RS Swasta di Bukittingi Tutup, Usai Satu Dokter Spesialis Positif Covid
-
RS Mitra Keluarga Bantah Jual Surat Sehat Bebas Covid yang Viral
-
Mahasiswa Kedokteran Rusia Ogah Praktik di RS Rujukan Covid-19
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram