Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, tidak memiliki rencana melonggarkan pembatasan sosial berskala besar hingga angka reproduksi dasar virus corona covid-19 belum di bawah 1.
Untuk diketahui, reproduction number adalah paramater seberapa besar populasi orang yang sakit menularkan Covid-19.
Karena itu, Anies tidak bisa memprediksi kapan rencana melonggarkan PSBB di Jakarta jika angka reproduksi belum di bawah 1.
"DKI Jakarta tidak berencana melakukan pelonggaraan sampai angka reproduksi di bawah 1. Jadi kami itu melakukan rencana pelonggaran bukan bulan apa, tapi bila di bawah 1, karena kami harus mengandalkan sains," ujar Anies dalam video streaming, Sabtu (16/5/2020).
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menyebut covid-19 tidak bisa diprediksi kapan berakhir.
Karenanya, kebijakan pelonggaran PSBB diambil harus berdasarkan pada ilmu pengetahuan, tidak asal-asalan.
"Ini bukan sesuatu yang kita bisa lihat, bukan sesuatu yang ada jadwalnya. Jadi misalnya seperti lebaran, yang bisa lebaran kan manusia, kalau virusnya kan enggak lebaran," ucap dia.
Anies menuturkan, saat ini pihaknya masih melakukan pengetatan untuk menekan penyebaran covid-19.
Iapun meminta masyarakat terbawa wacana pelonggaran PSBB.
Baca Juga: Anies: Virus Corona Tak Kenal Lebaran, Jangan Ada Mudik Lokal
"Kita berkumpul banyak orang, dari situ dia menular. Kita tidak berkumpul, tidak menular. Jadi jangan terbawa wacana pelonggaran saat ini. Ini kita masih suasana pengetatan," kata dia.
Anies menegaskan, Pemprov DKI sudah melakukan pengetatan sebelum diberlakukannya PSBB.
Salah satu kebijakan Anies yakni menghentikan sementara proses belajar mengajar di sekolah
"Sebenarnya di Jakarta sudah menyelenggarakan pembatasan sejak pertengahan Maret 15 Maret, sekolah ditutup. Kalau sekolah ditutup artinya ada satu setengah juta orang yang biasa di sekolah jadi di rumah."
Karenanya, "Kalau anak-anak sekolah itu satu setengah juta sebutlah yang diantar satu juta, berarti ada satu juta orang penghantar itu sudah dua setengah juta orang. Karena itu menutup sekolah penting," katanya.
Berita Terkait
-
Anies: Virus Corona Tak Kenal Lebaran, Jangan Ada Mudik Lokal
-
Sisa Seminggu Lagi, Ferdinand Minta Anies Perpanjang PSBB Jakarta
-
Anies Belanja Lahan untuk RTH di Tengah Pandemi, Ketua DPRD: Saya Kaget
-
11 Jenis Pekerjaan Ini Kebal dari Aturan Anies soal Larangan Bepergian
-
Anies Larang Keras Warga Jakarta Keluar dari Jabodetabek
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat