Suara.com - Total kasus virus corona di India hingga kini sudah tercatat hingga lebih dari 80 ribu, sekaligus membuatnya melebihi kasus yang tercatat di China.
Disadur dari Channel News Asia, total kasus virus corona India naik menjadi 85.940 pada hari Sabtu (16/05). Meskipun penguncian ketat yang diberlakukan sejak akhir Maret telah mengurangi tingkat penularan.
Sejauh ini angka kematian di India tampak jauh lebih baik, menurut data kementerian kesehatan, dengan 2.752 kematian dilaporkan, dibandingkan dengan China sejumlah 4.600.
Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan mengungkapnya bahwa tingkat kematian yang cukup rendah dipengaruhi oleh tingkat infeksi yang lambat. Sekarang dibutuhkan 11 hari untuk jumlah kasus menjadi dua kali lipat, sedangkan sebelum lockdown hanya tiga setengah hari.
"Jelas situasinya telah membaik karena lockdown. Kami telah menggunakan pembatasan wilayah ini untuk mempercepat tindakan kesehatan masyarakat seperti deteksi kasus, pelacakan kontak, isolasi dan pengelolaan kasus," kata Vardhan dikutip dari Channel News Asia.
Para pejabat India mengatakan angka kematian yang rendah bisa jadi karena mayoritas orang yang terinfeksi virus memiliki gejala ringan.
Sepertiga dari infeksi berasal dari negara bagian barat Maharashtra, dengan Mumbai yang paling parah, diikuti oleh Tamil Nadu, Gujarat dan Delhi.
Sebagian kota tersebut juga merupakan pusat ekonomi paling penting di India, memperumit tugas pemerintah ketika mencoba membuka kembali lockdow tanpa memicu lonjakan besar infeksi.
"India masih dalam fase pertumbuhan, karena total kasus masih meningkat. Kasus aktif tumbuh pada 3,8 persen (setiap hari) - dan perlu turun hingga 0 persen agar negara pulih secara keseluruhan," ujar Shamika Ravi , seorang pakar Brookings dan mantan anggota Dewan Penasihat Ekonomi Perdana Menteri India.
Baca Juga: CEK FAKTA: Warga India Buang Patung ke Laut Tak Bisa Menolong dari Corona
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah jumlah tes yang rendah sedangkan populasi penduduk di India yang besar, kata pejabat kesehatan masyarakat.
India telah meningkatkan tes Covid-19 sejak awal April hingga 100.000 minggu ini, tetapi dengan 1,3 miliar penduduk, tertinggal jauh di belakang negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
Terkini
-
Terungkap Motif Teror Bom 10 SMA Depok, Pelaku Kecewa Lamaran Ditolak Calon Mertua
-
Heboh 'Dilantik' di Kemenhan, Terungkap Jabatan Asli Ayu Aulia: Ini Faktanya
-
PP Dinilai Sebagai Dukungan Strategis Atas Perpol 10/2025: Bukan Sekedar Fomalitas Administratif
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
-
Geng Motor Teror Warga Siskamling di Pulogadung: Siram Air Keras, Aspal Sampai Berasap
-
Sakit Hati Lamaran Ditolak, Mahasiswa IT Peneror Bom 10 Sekolah di Depok Pakai Nama Mantan Diciduk
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
KPK Hentikan Kasus Korupsi Nikel Rp2,7 T Konawe Utara, Padahal Sudah Ada Tersangka
-
Ketika Guru Ikut Menertawakan Disabilitas: Apa yang Salah dalam Pendidikan Kita?
-
Diprotes Buruh, Pemprov DKI Pertahankan UMP Jakarta 2026 Rp 5,7 Juta