Suara.com - Puluhan warga Lingkungan Bonto Tangnga, Kelurahan Bonto Tangnga, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan mengaku membayar saat didata untuk mendapatkan bantuan sosial atau bansos dari pemerintah.
“Beberapa bulan lalu saya didata untuk mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), sembako dan BLT, saat itu saya bayar Rp 15 ribu. Namun sampai sekarang tidak menerima,” kata Hasna, salah seorang warga Bonto Tangnga kepada Terkini.id (jaringan Suara.com), di pelataran Kantor Bupati Jeneponto, Senin (18/5/2020).
Hal yang sama diungkapkan oleh Wiwi (23) warga Lingkungan Bonto Tangnga yang juga mengaku membayar Rp 15 ribu.
“Saat kami didata saya dan beberapa warga dimintai pembayaran Rp 15 ribu, yang mendata Nurcaya pagi-pagi dia datang, ada sekitar kurang lebih 30 keluarga yang membayar, Rp 600 ribu pembayaran yang terkumpul, Rp 500 ribu Lurah yang ambil, Rp 100 ribu staf Kelurahan Bonto Tangnga atas nama Nurcaya,” ungkap Wiwi.
Sedangkan, Kasmawati (30) yang juga warga Lingkungan Bonto Tangnga, mengaku membayar Rp 20 ribu.
“Saya bayar Rp 20 ribu, uang saya pinjami lagi kodong,” ujar Kasmawati.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Bonto Tangnga Hj. Sitti Subaedah mengaku tidak pernah memerintahkan stafnya untuk meminta pembayaran saat mendata warga miskin.
"Tidak pernah saya suruh meminta pembayaran," kata Sitti.
Namun, menurut Sitti, staf honornya itu yang bernama Caya curhat atau mengadu ke dirinya karena tidak ada uang pendataan.
Baca Juga: Habis Ambil Bansos Corona, Kakek Gantung Diri di Belakang Rumah
“Ibu Lurah, bagaimana ni saya ini kasihan di mana ka mau dapat uang bensin dan makan di jalan karena tidak ada uang pendataan, jadi saya bilang kalau ada warga yang kasih ambil saja, tapi jangan minta,” ujar Sitti Subaedah.
Berita Terkait
-
Ambil Bantuan Sosial Tunai, Warga Desak-desakan, Acuhkan Protokol Covid-19
-
Jelang Lebaran, Pemerintah Akan Salurkan Bansos Besar-besaran ke Warga
-
Pakai Surat Pernyataan, 4 PNS Mamasa Diminta Kembalikan Dana BST Rp 600.000
-
Cerita Mbah Ponikem Kembalikan Dana BST Rp 600.000: Tuginem Lebih Butuh
-
Mensos Minta PT Pos Tambah Loket agar Penyaluran BST lebih Cepat
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Jerry Greenfield Pendiri Es Krim Ben and Jerrys Mundur, Merasa Dibungkam Unilever Soal Gaza
-
Penyebab Keracunan MBG di Cipongkor dan Ketapang: BGN Tawarkan Solusi Baru
-
Didit Berkaca-kaca Saat Prabowo Pidato di PBB, Warganet Khawatir Ikut Terjun Politik
-
Wakil Ketua DPR Cucun Sidak Dapur MBG Bandung Barat Usai Keracunan Massal, Desak Perpres
-
Nadiem Makarim Lawan Balik Kejagung, Gugat Status Tersangka Tanpa Audit Kerugian Negara
-
'DP Dulu, Urusan Belakangan': KPK Bongkar Suap Rp9,8 Miliar untuk Hasbi Hasan
-
Tolak MBG? Sekolah di Pamekasan Buktikan Program Makan Mandiri Lebih Efektif dan Disukai Siswa
-
Imbas Siswa Keracunan Ikan Hiu MBG, Meme 'Hiu Goreng' Banjiri Linimasa X
-
PPP Panas Jelang Muktamar, Tiga Kandidat Ketum Bersaing Ketat: Ini Nama-Namanya!
-
Pakar Ragukan Tim Reformasi Polri Internal Bisa Perbaiki Institusi, Ini Alasannya!