Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), akhirnya sepakat untuk mengadakan penyelidikan terhadap virus korona pada Selasa (19/05). Keputusan tersebut diambil sebagai upaya WHO sebagai pemimpin untuk memerangi virus corona.
Menyadur dari AFP, direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penanganan pandemi harus didahulukan, karena Covid-19 terus menyebabkan kematian dan kehancuran ekonomi di seluruh dunia.
WHO menyatakan penyelidikan tersebut pada pertemuan puncak tahunannya dan mendapat dukungan dari China. Negara-negara anggota WHO juga sepakat dengan tidak keberatan. Keputusan investigasi tersebut juga muncul setelah Uni Eropa dan Australia menyuarakan penyelidikan independen.
Jumlah korban di beberapa titik terus meningkat, sebagai contohnya Inggris mengungkapkan bahwa lebih dari 41.000 orang telah meninggal karena penyakit itu.
Selain itu di Amerika Latin, di mana Brasil telah menyusul Inggris dengan jumlah infeksi tertinggi ketiga di dunia, sekitar 255.000 kasus telah dikonfirmasi.
Di bawah tekanan Amerika Serikat, yang memiliki kasus virus dan kematian jauh lebih banyak daripada negara lain, Trump menuduh WHO sebagai "boneka" China dan gagal melakukan usaha untuk memerangi penyebaran awal penyakit.
Trump mengancam akan membuat pembekuan sementara atas dana AS untuk badan tersebut. Beijing kemudian membalas, menuduh Trump berusaha "mencoreng" China dan merusak WHO untuk tujuan politik.
"AS mencoba menggunakan China sebagai masalah untuk mengelak dari tanggung jawab atas kewajiban internasionalnya kepada WHO," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian.
Bukan hanya China, Rusia juga ikut mengecam ancaman Trump yang selalu ditujukan pada negara pertama kali virus corona itu muncul.
Baca Juga: Resolusi WHO Mengenai Aborsi dan Hak Kekayaan Intelektual Ditolak AS
"Kami menentang segala yang ada demi preferensi politik atau geopolitik suatu negara," kata wakil menteri luar negeri Sergei Ryabkov dikutip oleh kantor berita Interfax. Uni Eropa juga mendukung WHO, dengan mengatakan itu "bukan waktunya untuk menuduh".
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
Terkini
-
Halte Transjakarta Pasar Genjing Dialihkan Imbas Proyek LRT, Sampai Kapan?
-
Polisi Beberkan Peran 12 Tersangka Penjarah Rumah Uya Kuya, dari Provokator hingga Eksekutor
-
Siapa Azis Wellang? Tersangka Illegal Logging yang Main Domino Bareng Menhut Raja Juli
-
Jadwal SIM Keliling Jakarta Timur dan Barat: Layanan untuk Perpanjang SIM A dan C
-
Monas Resmi Bisa Digunakan untuk Event Keagamaan, Ini Kata Pramono Anung
-
Menteri Kehutanan Bantah Bahas Pembalakan Liar dengan Tersangka Azis Wellang di Meja Domino
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Faujian Esa Ditemukan Sakit di Lembang, Tak Terkait Aksi Demo
-
TAUD: Tuduhan Terhadap Delpedro Konspiratif, Penegakan Hukum Prematur untuk Cari Kambing Hitam!
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya