Suara.com - Beragam kebijakan telah dikeluarkan pemerintah untuk menangani pandemi Virus Corona atau Covid-19 di tanah air, termasuk metode kehidupan era normal baru yakni hidup berdamai dengan virus tersebut. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan meskipun hidup berdamai dengan Covid-19, masyarakat tetap harus menerapkan kedisiplinan yang tinggi.
Luhut mengemukakan, esensi hidup berdamai dengan Covid-19 sudah dinilai benar lantaran menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Covid-19 tidak akan habis sebelum ada vaksin. Ia juga menyebut, meskipun masyarakat diminta hidup berdampingan dengan Covid-19, bukan berarti bisa hidup seenaknya.
Hal tersebut disampaikan Luhut ketika melakukan video konferensi bersama sembilan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), serta Perguruan Tinggi Negeri, Rabu (20/5/2020).
"Berdamai itu maksudnya adalah, tetap patuh terhadap protokol kesehatan, pola hidup masyarakat pun harus banyak berubah, harus berpola hidup lebih bersih dan lebih sehat," kata Luhut.
Ia pun meminta kepada seluruh rektor yang mengikuti video konferensi dengannya untuk ikut menyosialisasikan metode baru tersebut kepada mahasiswa, kemudian dilanjutkan kepada masyarakat.
Selain itu, Luhut juga sempat membantah jika pemerintah terkesan plin-plan dalam membuat kebijakan untuk menangani Covid-19. Ia mengungkapkan, segala kebijakan yang akhirnya diputuskan pemerintah itu sudah melalui kajian yang dilakukan secara cermat dan hati-hati.
"Pemerintah bukannya tidak konsisten dan berubah-ubah, tetapi dinamika Covid-19 harus disesuaikan, karena kita belum ada pengalaman dan perlu kehatian-hatian dalam mengambil keputusan," katanya.
Berita Terkait
-
Bahas TKA China di Konawe, Menteri Luhut Minta Rektor Bantu Sosialisasi
-
Menteri Luhut Bantah Pemerintah Tak Konsisten Tangani Covid-19
-
Menteri Luhut: Waspadai Gelombang Kedua Wabah Virus Corona
-
Ingin Melancong ke Luar Negeri di New Normal? Ini Cara Bikin Paspor Online
-
Virus Corona Disebut Mungkin Tak Bisa Hilang, Ini Kata Ketua Gugus Tugas
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
-
BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
-
KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid