Suara.com - Seperti di sebagian besar dunia, pandemi Covid-19 telah berdampak buruk pada industri surat kabar. Tidak terkecuali di negara Afrika Timur yakni Uganda.
Menyadur Andalou Agency (AA), penurunan tajam dalam pendapatan iklan, masalah sirkulasi di tengah lockdown, dan konsumen membelanjakan uangnya untuk keperluan lain membuat kesengsaraan bagi jurnalisme cetak.
"Ketika orang-orang diminta untuk tinggal di rumah untuk membendung penyebaran virus, mereka secara sepihak memutuskan untuk tidak membiarkan vendor mengirimkan koran di depan pintu mereka," kata Aisha Nabukeera, editor berita di surat kabar online Agenda Komunitas dikutip dari AA.
Meskipun pemerintah telah meningkatkan pengeluaran untuk kampanye kesehatan masyarakat, sektor-sektor lain tidak mengeluarkan uang untuk iklan. Hal tersebut menyebabkan runtuhnya sirkulasi keuangan surat kabar.
"Sebagian besar pembaca mandiri, semua sekolah, toko, restoran, pasar, dan bisnis lainnya tutup, tidak banyak orang membeli koran," tambah Nabukeera.
Dua surat kabar terkemuka Uganda, New Vision dan Daily Monitor baru-baru ini membuat e-paper yang dapat diakses secara online tanpa biaya untuk sementara.
Dampak dari tidak adanya orang yang membeli koran adalah pemotongan gaji dan tunjangan karyawan. Banyak jurnalis diminta cuti dan juga banyak yang kehilangan pekerjaannya.
Surat kabar berbahasa Inggris, New Vision telah mengumumkan pemotongan gaji hingga 60% untuk beberapa karyawan. Pesaingnya Daily Monitor juga telah mengumumkan pengurangan gaji hingga 35%.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit dan kami memahami dampaknya bagi Anda dan keluarga. Namun, yakinlah bahwa kami telah mempertimbangkan beberapa alternatif lain, dan keputusan yang diambil adalah pilihan yang berkelanjutan dalam situasi saat ini," jelas sebuah memo internal yang diedarkan oleh manajemen Daily Monitor untuk karyawannya.
Baca Juga: Uganda Longgarkan Lockdown, Masyarakat Dapat Masker Gratis
Umar Weswala, redaktur pelaksana Agenda Komunitas mengakui bahwa media cetaknya tidak dapat membayar stafnya secara utuh akibat tidak adanya pemasukan selama pandemi.
Muhammad Kibuuka, seorang ekonom di Universitas Internasional Kampala menjelaskan pada Anadolu Agency, bahwa masa lockdown yang lebih lama akan berakibat pada pemotongan gaji lebih lanjut.
"Meskipun mengakhiri lockdown mungkin berarti membiarkan virus menyebar seperti api, tetapi manusia tidak bisa eksis tanpa bekerja secara produktif, harus ada keseimbangan antara keduanya," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Akselerasi Transisi Energi Bersih
-
Ajang Dunia MotoGPTM 2025 Jadi Penyelenggaraan Terbaik dan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?