Suara.com - Tak melulu dapat sambutan hangat, warga Singapura kini punya pandangan berbeda dengan fenomena berang-berang yang menginvansi kota selama masa lockdown.
Menyadur The Star, beberapa warga sekarang banyak yang kesal lantaran tingkah beberapa kawanan berang-berang yang perlahan disebut barbar, alih-alih menggemaskan.
Hal ini bermula ketika semakin banyaknya hewan mamalia yang menduduki kota dan melakukan hal yang lebih berani namun cenderung merusak.
Salah satunya adalah hal yang menimpa seorang pemilik bisnis spa, Jazreel Low, mengunggah postingan soal berang-berang yang masuk ke kolam miliknya.
Berang-berang ini memangsa beberapa ikan peliharaan Jazreel termasuk arwana yang bernilai tinggi.
"Mereka mungkin menyadari bahwa tidak ada orang di sana dan menjadi lebih berani," ujar Jazreel.
Dalam insiden lain, sekelompok berang-berang juga terlihat mengunjungi rumah sakit anak-anak dan masuk hingga ke bagian lobi sebelum akhirnya diusir.
Sebelumnya, satu keluarga hewan yang berhabitat di perairan ini juga bertandang ke salah satu kawasan perbelanjaan di pusat kota.
Serentetan kejadian kawanan berang-berang main ke kota ini pun memicu perdebatan soal upaya untuk mencegah hewan ini berkeliaran.
Baca Juga: Jubir Sebut Kasus Covid-19 di 5 Provinsi Ini Masih Tinggi
Beberapa artikel di media lokal menyebutkan opsi pencegahan dengan menembak hewan ini dengan peluru karet.
"Babi hutan tidak pernah diperbolehkan untuk masuk ke kawasan perkotaan, begitu pula dengan berang-berang hanya karena mereka terlihat lucu," tulis Ong Junkai dalam korespondensi dengan Straits Times.
Kendati demikian, para peneliti hewan ini menganggap kemarahan adalah reaksi berlebihan dan menyebut berang-berang mungkin hanya ingin menikmati kebebasan ekstra untuk meenjelajah tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi.
Sivasothi dari NUS mengkritik tindakan larangan untuk berang-berang sebagai "respon yang cukup tidak berpendidikan," dan mengatakan langskah seperti itu tidak akan efektif.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui akun facebook pribadinya, juga angkat suara terkait fenomena berang-berang plesiran di kota.
"Daripada berfokus pada melindungi 'wilayah', kita harus menemukan cara untuk hiudp berdampingan dan berkembang dengan flora dan fauna lokal kita," ujarnya unggahan Loong.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue