Suara.com - Ribuan warga Inggris berpartisipasi dalam aksi massa untuk George Floyd yang di gelar di London, tepatnya di kawasan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Inggris.
Menyadur BBC, para demonstran menyuarakan aspirasinya di sepanjang jalanan Trafalgar Square hingga Kedubes AS pada Minggu (31/5).
Dari aksi protes ini, polisi menangkap lima demonstran yang disebut melanggar aturan. Pendemo yang ditangkap berusia 17 hingga 25 tahun.
Disebutkan, tiga pendemo ditangkap karena melanggar aturan terkait Covid-19, sementara dua sisanya ditangkap karena melakukan penyerangan terhadap petugas polisi.
Demonstran yang ditangkap kini dalam penahanan untuk menjalani proses interogasi.
Banyaknya pendemo yang berpartisipasi membuat sejumlah ruas jalan dekat tempat aksi mengalami penutupan sementara.
Pendeta gereja yang terletak di dekat Trafalgar Square, St Martin, Sally Hitcher mengatakan dirinya bisa melihat ratusan pendemo berkumpul dari tempat kerjanya.
"Saya sangat simpatik dengan maslah ini tetapi juga terkejut melihat kekuatan emosi yang membuat orang-orang berkumpul," ujar Hitcher.
Ia menambahkan, petugas polisi membubarkan kerumuman pada sore hari.
Baca Juga: Ngaku Kopassus, Tentara Gadungan Diciduk Saat Berduaan Bareng Kekasih Gelap
Setelah dari Kedubes AS, aksi protes dilaporkan berpindah ke kawasan Nine Elms.
Selain London, aksi solidaritas juga digelar di Cardiff. Ratusan pendemo dilaporkan berunjuk rasa di kastil Cardiff.
"Jika anda diam, anda tidak akan mengubah apapun," ujar Donna Ali, salah satu demonstran.
"Itu (rasisme) adalah sesuatu yang kami alami selama bertahun-tahun, baik itu di AS atau Inggris," tambah dia.
Pihak berwenang mengatakan protes di Cardiff untuk George Floyd ini berjalan tanpa adanya kerusuhan.
Hal yang sama juga terlihat di Manchester, di mana ratusan orang bergabung di alun-alun St Ann pada Minggu (31/5). Juru bicara Kepolisian Greater Manchester (GMP) mengatakan para massa menggelar demo secara damai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu