Suara.com - Seorang fotografer salah satu media Amerika Serikat akhirnya dibebaskan setelah sempat ditangkap saat meliput aksi protes atas kematian George Flyod.
Menyadur dari CBC News, Minggu (31/05), Tom Aviles, seorang fotografer dari CBS Minnesota WCCO ditembak peluru karet dan ditangkap saat meliput protes yang semakin memanas pada Sabtu malam(30/05). Petugas polisi memaksanya untuk tiarap saat mereka menangkapnya.
Menurut laporan CBS Minnesota, Tom Aviles dibebaskan sesaat sebelum jam 11 malam pada Sabtu (30/05).
Seorang petugas berteriak agar dia "mundur" lalu lebih banyak petugas mendatanginya ketika dia berkata "ke mana saya harus pergi? Saya dari WCCO."
Ketika dia mundur dari para pengunjuk rasa, Aviles berkata "OK, OK" dan memanggil produsernya. Petugas kemudian memaksanya untuk tiarap dan memborgolnya saat dia berkata, "Saya tidak berkelahi."
Produser Joan Gilbertson yang bersama Aviles saat kejadian, mengatakan kepada CBS Minnesota, petugas polisi itu berkata, "Anda telah diperingatkan, atau hal yang sama akan terjadi pada Anda. Atau Anda yang berikutnya."
Gilbertson berkata dia mengangkat tangan dan berkata, "Jangan tembak saya, jangan tembak saya."
Pada konferensi pers, Komisaris di Minnesota, Paul Schnell menyesalkan penangkapan Aviles dan mengatakan karena sifat protes dan taktik polisi, "sulit" untuk mengidentifikasi wartawan. Meskipun Aviles sudah memperkenalkan dirinya saat ditangkap.
Schnell mengatakan bahwa mereka ingin membebaskan Aviles, karena Schnell tahu dan menghargai pentingnya wartawan.
Baca Juga: Demo Pecah di Luar Gedung Putih, Tuntut Kematian George Floyd
CBS Minnesota meliput malam kelima protes di Minneapolis atas kematian George Floyd. Gubernur Minnesota, Tim Walz, pada Sabtu (31/05) mengatakan dia mengerahkan Garda Nasional sebagai tanggapan atas protes tersebut, dan Walikota Minneapolis Jacob Frey telah menyatakan jam malam seluruh kota pukul 8 malam.
Floyd meninggal setelah seorang perwira kulit putih berlutut di lehernya ketika dia diborgol dan tidak bisa bernapas. Empat petugas telah dipecat dan satu, Derek Chauvin, telah didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga dan pembantaian.
Atas kejadian tersebut, protes meletus di kota-kota di seluruh Amerika Serikat, dan beberapa di antaranya berbuntut pada kerusuhan dan penjarahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Pramono Anung soal WFA Akhir Tahun: Pelayanan Publik Tetap Jalan, Petugas Frontline Wajib Masuk
-
Tak Cuma Halau Banjir Rob, Pramono Anung Mau Sulap Tanggul Ancol Jadi Spot Wisata Baru
-
SPPG Dorong Efisiensi Produksi Massal dan Perkuat Ekonomi Pangan Lokal
-
Polda Metro Jaya Ungkap Jaringan Uang Palsu USD dan SGD, Ribuan Lembar Disita
-
Pemerintah Bangun SPPG sebagai Dapur Modern untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
-
BPOM Ingatkan Risiko Pangan Bermasalah, Ini Tips Aman Memilih Hampers Natal
-
BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
OTT KPK di Kalsel, Dua Orang Tiba di Gedung Merah Putih untuk Pemeriksaan Intensif
-
Bupati Bekasi Kena OTT KPK, Berikut 5 Fakta Penting Terkait Penangkapan Ade Kuswara Kunang